Sabtu, 13 April 2013

Paduan Suara SMP Muhammdiyah 2 Yogyakarta di Acara Sidang Tanwir Hizbul Wathan


Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom Muhamadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan kepanduan pada 27-29 Desember 2012 akan mengadakan Sidang Tanwir I di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada pembukaan Tanwir Hizbul Wathan ini Paduan Suara SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta turut berpartisipasi pengisi acara Tanwir Hizbul Wathan. Didampingi Guru pembimbing Eko Nurhidayat, S. Sn dan Pembina Osis Ismiyati, serta Mustakim, S. Pd. T, acara yang digelar di Madrasah Mualimin ini menyajikan 3 buah lagu di antaranya Mars Hizbul Wathan, Sang Surya, lagu semangat Indonesia Jaya.

Menurut Ketua Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan HW Ismet Wibowo, metode pendidikan dalam kepanduan HW sangat variatif dan menantang. “Generasi muda umumnya sangat menyukai kegiatan yang sifatnya menantang,” kata Ismet Wibowo didampingi Pjs Sekum M Bahrun Nawawi, Senin (24/12), di Kantor Kwartir Pusat HW Jl Suronatan Yogyakarta.

Diadakannya Sidang Tanwir I Gerakan Kepanduan HW itu, untuk koordinasi antar Pimpinan Wilayah HW di seluruh Indonesia. “Guna memberikan pencerahan bagi perkembangan Hizbul Wathan ke depan, terutama untuk syiar dan pembinaan generasi muda Muhammadiyah,” jelas Ismet.

Di samping itu, bertujuan untuk memberikan pencerahan dan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi Hizbul Wathan sejak dari Pusat hingga Qabilah di seluruh Indonesia.

Diawali malam taaruf peserta dan peninjau Tanwir bersama Kwartir Pusat dan Ahmad Syafii Maarif, Ir Teguh Soedirman (putra Panglima Besar Jenderal Soedirman) dan Drs M Afnan Hadikusumo (DPD RI) pada Kamis (27/12), keesokan harinya pada Jum’at (28/12) diteruskan pawai Nusantara meliputi drumband HW, atraksi kesenian/HW.

Setelah dibuka Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr HM Din Syamsuddin, diteruskan sidang pleno pembahasan dan pengesahan Anggaran Rumah Tangga HW serta sidang kelompok organisasi dan rekomendasi, pendidikan dan latihan (diklat) serta penggalian dana. Usai ceramah disampaikan M Muchlas Abror (pemantapan ideologi HW Muhammadiyah) dan A Dahlan Rais (HW sebagai solusi pembinaan generasi muda), dilanjutkan progress report pimpinan Kwartir Pusat dan Kwartir Wilayah HW.

Selain itu, dilaksanakan pula lokakarya nasional “Membangun HW Bersama Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia” pada 28-29 Desember 2012, materi disampaikan Prof Sarbiran, PhD, Drs H Hadjam Murusydi, SU, Drs Budi Sudjijon, MM, Gerakan Kepanduan HW Qabilah Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Gelar Workshop Sekolah Adiwiyata

Sekolah Adiwiyata adalah empat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju cita-cita pembangunan berkelanjutan. Pemahaman bersama tentang sekolah adiwiyata tersebut diaparkan oleh Drs. Satino, pejabat dari Bina Lingkungan Hidup Kota Yogyakarrta.

Acara yang dihelat pada Senin, 8 April 2013 ini dikuti oleh lebih kirang 90% Guru dan karyawan, dikarenakan Workshop adiwiyata ini merupakan agenda rutin dan prasarat menuju sekolah adiwiyata. Namun, bukan karena hal tersebut saja acara ini digelar, melainkan di sini terdapat pendampingan berkelanjutan, sehingga Sekolah Adiwiyata tetap pada jalurnya dan nantinya berujung pada kebermanfaatan bagi semuanya.

Tujuan dari sekolah Adiwiyata, menurut Pak Satino, Mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya, masih menurut Bapak dua anak ini sekolah adiwiyata hendaklah mengedepankan program yang berwawasan lingkungan, salah satunya biofori, hemat energi, hemat air, pengelolaan sampah, serta daur ulang barang-barang habis pakai.

Prinsip dasar Sekolah Adiwiyata di antaranya :1) Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran; 2) Berkelanjutan : Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.

Sedangkan komponen dari Sekolah Adiwiyata adalah sebagai berikut :1) Kebijakan Berwawasan Lingkungan; 2) Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan; 3) Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif; 4) Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

Di bagian lain oleh Bapak Satino menjelaskan, kurikulum yang berwawasan lingkungan sebaiknya juga dimasukkan dalam kurikulun sekolah di semester akan datang.(TQM)

Jumat, 12 April 2013

Gerak Jalan Gogreen School 2013



Panitia Gogreen School 2013 dan juga Panitia Lustrum ke-14 yang berkolaborasi mengadakan jalan sehat di seputar ruas jalan di kota Jogja. Berawal dari Kampus SMP Muhammadiyah 2 Yk. melewati Jalan Kapas II berlanjut ke Jl Sokonandi.

Sampai ke Jalan Raya Kusumanegara, ke timur kemudian tiba di pertigaan Balaikota Jogja keutara sampai dengan perempatan Balaikota.

Mengitari jalan Miliran ke arah barat rombongan sampai ke Jalan Kenari di selatan Stadion Manda Krida. Selanjutnya lewat kembali ke Jl Sokonandi dan akhirnya dengan menempuh sekitar 7 km, akhirnya sampai kembali ke kampus SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Didalam sekolah pun sudah disediakan tempat duduk untuk melihat pentas seni dalam rangka lustrum di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang di bawai oleh anak kelas 9 dan beberapa kelas 8 menarikan tari saman.

Minggu, 07 April 2013

Sejarah Singkat Riwayat Singkat SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta

Pendahuluan
Sungguh bersejarah panjang SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, yang dulu menempati gedung Jalan Sultan Agung 14 (Jl Bintaran Lor 14). Sebagai embrio berdirinya sekolah ini dimulai dari peristiwa tahun 1937, waktu itu pertama kali di gedung Jalan Sultan Agung 14 dijadikan tempat pendidikan yang diberi nama oleh Muhammadiyah INHEEMSE MULO MUHAMMADIYAH  bersubsidi di bawah asuhan Bapak Pinandoyuo dibantu oleh Bapak H Abdulgani Dwidjosuparto, sekolah ini merupakan sekolah MULO Bumi Putera yang pertama di seluruh tanah air yang menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

 Waktu itu Muhammadiyah memang sudah memiliki sekolah-sekolah Mulo, AMS, dan Mulo HIK di beberapa tempat, tetapi itu semua menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya. Maka boleh dikatakan bahwa Iheemse Muhammadiya merupakan perintis SMP yang kita kenal dalam negara kita ini. Dengan kata lain INHEEMSE MULO MUHAMMADIYAH di Jalan Sultan Agung 14 Yogyakarta merupakan cikal bakal berdirinya SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta sekarang ini.

Tahun 1942 kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia direbut Jepang, timbul gagasan dari para pemimpin Muhammadiyah, untuk mengubah Inheemse Mulo Muhammadiyah menjadi SMP Muhammadiyah dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa penghantar.
Perjalanan Sejarah Amal Usaha Muhammadiyah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta :

1.      Pembukaan SMP Putri Muhammadiyah Yogyakarta 1 April 1943
Pada permulaan tahun 1943 oleh Muhammadiyah diambil inisiatif untuk membuka SMP khusus putri. Murid-muridnya diambil dari murid-murid putrid Mulo HIK Muhammadiyah yang waktu itu berkedudukan di Komplek Madrasah Mualimin Muhammadiyah dan murid-murid  putri dari Inheemse Muhammadiyah di Kompleks Panti Asuhan Yatim Muh di Lowanu.

Realisasi berdirinya SMP Putri Muhammadiyah pada tanggal 1 April 1943 dipimpin oleh Bapak Malikus Suparto (seorang pensiunan PGAA Negeri Yogyakarta).Bapak Malikus Supartohanya sempat memimpin sekolah ini sampai tahun 1944, karena tenaga beliau sangat dibutuhkan untuk memimpin sekolah Muhammadiyah  pada jenjang yang lebih tinggi.

Dalam tahun ajaran 1943/1944 dikeluarkan alumnus yang bernama SMP Putri Muhammadiyah, sebanyak 25 siswa, sebagian mereka ditampung di sekolah guru Muhammadiyah Putri (yaitu angkatan Ibu Wastiah) tetapi sebagian mereka pindah ke SMT Muh, yang kemudian menjadi SMA MUH sehingga sekolah guru puteri Muha tidak dapat dipertahankan lagi.

2.      Periode Kepemipinan Bapak KH Dalhar BKN (1944 – 1947)
Dalam periode ini SMP Puteri Muhammadiyah mendapat kemajuan pesat, sehingga waktu diperiksa leh Inspkesi SMP Muhammadiyah Jawa Tengah yang berkedudukan di Semarang, dinyatakan bahwa sekolah tersebut tidak diragukan lagi untuk memeroleh subsidi penuh, terutama dalam pelajaran ilmu pasti yang pada waktu itu dipegang oleh Bapak Ziad (Bp Mukam), Ibu Dauchah dan Ibu Badriuyah Solihin. Pihak Inspkesi SMP Jawa Tengah menyatakan kepuasannya atas hasil pendidikan SMP Puteri Muhammadiyah. Tetapi sayang karena pada waktu itu tahun 1947terjadi kevakuman tenaga pimpinan di sekolah-sekolah Muhammdiyah, maka terpaksa Bapak Dalhar ditarik dari SMP Puteri Muh, untuk diserahi tugas memimpin Madrasah Mu’alimat Muh. Maka pimpinan SMP Puteri Muhammadiyah diserahkan kepada Bp. H Abdulgani Dwidjosuparto.

3.      Periode Kepemimpinan Bapak H Abdulgani Dwidjosuparto (1947-1955)
Suatu hal yang perlu direnungkan dalamperiode ini adalah, betapa tinggi loyalitas dan besarnya pengabdian guru SMP Puteri waktu itu, karena periode ini berada pada masa revolusi fisik, terjadi class II, oleh pihak Belanda yang hendak merebut kembali kedaulatan Negara kita, menyebabkan pemerintahan dalam keadaan labil. Tetapi mereka tetap bersemangat menjalankan tugas sampai keadaan normal kembali. Bulan Juli 19149 Belanda angkat kaki dari Indonesia, maka SMP Puteri Muhammamdiyah terus berbenah diri, sementara sekkolah-sekolah yang lain belum memulainya.

Kantor inspkesi di Semarang untuk sementara dipindahkan di Yogyakarta, karena Kota Semarang masih dikuasasi Kolonial Belanda, maka pada waktu itu baru direalisiri pemberian subsidi, meskipun  belum penuh, subsidi penuh baru diberikan mulai tahun1953. Semenjak saat itulah makin berkembang SMP Puteri Muhammadiyah 2, sarana dan prasarana pendidikan mulai dibenahi. Dari sinilah awal popularitas SMP Muhammadiyah Puteri Yogyakarta, di tengah masyarakat, khususnya muhammadiyah.

4.      Periode Kepemimpinan Bapak R Soeyono Soemodinoto (1955-1970)
Bapak H Abdulgani Dwidjosuparto sebagai guru Negeri yang ditugaskan di Muhammadiyah, akhirnya ke SGKP Negeri (SKKA) di Yogyakarta, maka SMP Muhammadiyah 2 Puteri Yogyakarta mendapat tenaga pimpinan, yaitu Bapak R Soeyono Soemodinoto, yang sebelumnya menjabat Kepala Sekolah SMP Negeri Wates. Inilah periode yang lebih panjang dari periode-periode sebelumnya. Dalam periode ini mulai adanya kestabilan jalannya organisasi sekolah. Hasil ujian makin lama makin meningkat, bahkan dapat mencapai puncak keberhasilan dengan meluluskan 100% yang pada saat itu sangat langka kelulusan mencapai 100%.

Suatu hal yang paling menonjol di masa ini adalah kedisiplinan yang ditanamkan oleh Kepala Sekolah, untuk menegakkan kedisiplinan guru dan murid. Aktifitas pelajaran dapat ditingkatkan dengan adanya gerak kesatuan, hari Krida drumband, dan kepramukaan. Animo siswa yang masuk terus meningkat, sehingga melebihi kapasitas daya tamping, sehingga terpaksa diadakan tes sleksi masuk. Pernah pada periode ini jumlah siswa kelas satu mencapai 60 orang/kelas.

5.      Periode Kepemimpinan Ibu Badriyah Solihin (1970 – 1981)
Bapak R Soeyono Soemodinoto tiba masa pension, maka satu-satunya yang dipandang mampu dan cukup senior pada waktu itu adalah Ibu Badriyah Solihin. Maka kemalui siding lengkap dengan guru, sepakat memilih Ibu Badriyah Solihin, di samping terus menjaga tegaknya disiplin yang telah ditanamkan oleh Bapak R Soeyono Soemodinoto, juga menyempurnakan hal-hal yang belum sempat dirintis, yaitu menjalin hubungan kerjasama yang konkrit dengan wali murid. Tahun 1971 dibentuklah IKIWAM( BP3). Realisasi kerjasama wali murid  dengan pihak sekolah makin nyata. Sarana dan prasarana sekolah menjadi perhatian serius, mulai diganti meja-meja yg lama dengan yang baru, yang sejak dibangunnya belum pernah diganti oleh pihak lain. Pembanguna kelas baru mulai dilaksanakan, karena pada periode ini di lokasi sekolah telah utuh, karena sebelumnya ada pavilion yang ditempati oleh pihak lain, melalui proses yang a lot, akhirnya sebagian komplek yang ditempati pihak lain tersebut dapat kembali, sehingga sejak tahun itu (1974) pavilyun yang luasnya 200 m2 mulai dibangun untuk ruang UKS, Laboratorium dan Ruang kelas.

Pada tahun 1973 SMP Muhammadiyah 2 dinyatakan sebagai perintis sekolah Pembangunan dengan Surat Keputusan tertanggal 30 November 1973 No. E 634/A/XI/1973. Tahun 1975 Alumnus SMP Putri Muhammadiyah 2 : dr. Isnainiyah Suchan dan dr Latifah Jadsidiq. Membantu pelaksanaan UKS,s ehingga dalam lomba UKS mendapat Juara I se-DIY dengan piagam dari Kanwil Dep Dik Bud 20 Mei 1975, No. 52/Harpenas/A/75.
Perhatian terhadap bidang seni tidak ditinggalkan, seni music di bawah pimpinan Bp. Rusman (Pengasuh ENsamble Musik TVRI Yogyakarta). Sehingga SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta selalu mengisi esemble music di TVRI.

6.    Periode Kepemimpinan Bapak H Ali Arifin, BA (1981 – 2002)
Inilah periode paling panjang dalam sejarah kepemimpinan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, setelah Ibu Badriyah Solihin sampai masa pension, maka pilihan calon Kepala Sekolah oleh Dewan Guru, dan pilihan jatuh kepada Bapak H Ali Arifin. Pada waktu masih kepemimpinan Ibu Badriyah Solihin, oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Majelis DIkdasmen sudah disiapkan lokasi baru (tempat kita sekarang ini), dan telah dibangun 3 lokal tingkat (6lokal) dan 3 lokal bantuan dari 5 koperasi batik di Yogyakarta. Akan tetapi pada waktu itu Ibu Badriyah S masih berkeberatan meninggalkan gedung Jl Sultan Agung 14. Maka sejak kepemimpinan Bapak H Ali Arifin program utama adalah proses kepindahan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dari Jl Sultan Agung 14 ke Jalan Kapas ini segera terealisir. Maka mulai dilaksanakan dan bertahap, mulai dari kelas 3 pindah ke Jalan Kapas, sementara kelas 1 dan 2 tetap di Jalan Sultan Agung 14.

Tahun 1984 dengan kerja keras dari BP3 yang waktu itu diketuai oleh Bapak Munodo, dapat dibangun dua local tingkat di sayap barat.

Tahun 1986 bangunan sayap barat diteruskan sehingga menjadi keadaan seperti sekarang ini  (6 lokal tingkat) dengan perencanaan fondasi untuk 3 tingkat.

Tahun 1987 mendapat Bantuan dari Kanwil Dep Dik Bud 2 Lokal di depan, kemudian dilanjutkan sendiri menjadi tungkat untuk seluruh bangunan unit depan.

Tahun 1994, di waktu ketua BP3, Bapak Ir. H Dasron Hamid, dapat dibangun bangunan megah Lantai 3 unit belakang, yang dipergunakan untuk ruang Parkir dan Kantin, Ruang PKK, Laboratorium, Ruang Komputer, dan lantai 3 untuk Aula. Dan terakhir sebelum Bapak H Ali Arifin purna tugas, diambil kebijaksanaan untuk menerima siswa putra dan putri. Program pembangunan dilanjutkan yaitumenambah bangunan lantai 3 di sayap yang membujur ke barat.

7.     Periode Kepemimpinan Bapak Sadiyo, BA (2002-2003)
Baak Sadiyo sebagai PLH pada tahun 2002-2003 sangat memperhatikan dan mempertahankan kedisiplinan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang berkersama dengan Komite Sekolah.

8.    Periode Kepemimpinan Bapak Drs. Kusmantoro (2003-2005)
Pada awal kepemimpinan Bapak Drs, Kusmantoro, beliau melakukan penataan dan pembangunan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, seperti Pembangunan Lantai 3 sayap timur, Lapangan Basket, Laboratorium Bahasa, Ruang Kantin yang representative, dan Gapura. Pokoknya lingkungan Mucil semakin oke punya. Terima kasih Pak Kus.

9.    Periode Kepemimpinan Bapak Drs. H Suprapto, S. Pd, MA (2006 – 2012)
SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta memasuki Pasca Gempa, mudah-mudahan akan memperoleh kepercayaan di Persyarikatan, pemerintah dan masyarakat. Do’a dan dukungannya dari semua pihak. Pada Tahun 2007-2008, terhitung sejak tahun pelajaran tersebut, SMP Muhammadiyah resmi menynadang sekolah SSN (Sekolah Standar Nasional). Dan Pada Semester 2 tahun ajaran 2008/2009 SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Mandiri berdasasarkan SK Dirjen Mendikdasmen No. 1880/C.3/DS/2008, tanggal 19 November 2008, sehingga pada tahun ajaran 2009/2010 sudah membuka 1 kelas RSBI.

Syukur alhmadulilah, dengan bantuan dari Dinas Pendidikan Kota Jogjakarta melalui alokasi Pembangunan Ruang Kelas Baru (Dana RKB) dan juga partisipasi dari Komite Sekolah, pekerjaan pembangunan pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H Suprapto adalah pembangunan Lantai 3 Gedung Sayap Barat sebayak 6 ruang kelas baru. Pembangunan ini dilaksanakan dikarenakan animo masyarakat yang ingin belajar di SMP Muhammadiyah 2 cukup tinggi. Pembangunan yang lain adalah dibangunnya Studio Musik dan Ruang Multimedia.

10. Periode Kepemimpinan Ibu Hj Nilawati Isdwiantari, S.Pd  (2012 – sekarang)