Selasa, 25 Desember 2012

Perkemahan Hizbul Wathan 2011 ANGKATAN SAYA

SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, yang terkenal dengan julukan Mucil, baru saja melaksanakan Perkemahan Hizbul Wathan (HW) pada tanggal 9-11 April 2011. Kegiatan yang bertemakan perkemahan budaya 2011 ini, dilaksanakan di Bumi Perkemahan Rama Shinta Candi Prambanan Sleman dengan diikuti oleh semua siswa kelas 7 yang berjumlah 270 siswa, dibagi dalam 26 regu, 13 regu putra dan 13 regu putri. Menurut keterangan Ketua Panitia, Dra Ismiyati, perkemahan kepanduan Hizbun Wathan ini bertujuan 1) sebagai sarana Evaluasi kegiatan Kepanduan Hizbul Wathan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2010 – 2011, 2) memberikan kegiatan nyata guna menumbuhkan semangat patriotisme, disiplin, berkreasi dan mengembangkan kesetiakawanan, kepemimpinan dan ketrampilan. 3) Memberikan wawasan pengetahuan dan ketrampilan yang lebih luas di bidang Kepanduan Hizbul Wathan; 4) Menumbuhkan rasa percaya diri sehingga menumbuhkan sikap dan tingkah laku yang inovatif, kreatif serta mandiri; serta yang ke 5) sebagai ajang untuk mencintai budaya asli Indonesia dengan menyaksikan pertunjukan Sendratari Ramayana di Auditorium Candi Prambanan. Masih menurut, Ketua Panitia, kegiatan yang dibuka oleh Kepala Sekolah, H Suprapto dan disaksikan oleh Ketua Kwartir HW Daerah Kota Yogyakarta, ini berisikan kegiatan-kegiatan yang mengedepankan kerjasama dan dinamika regu, serta menggali potensi-potensi siswa dalam bidang kerajinan tangan. Kegiatan tersebut meliputi, Cinta Alam, Wide Game, Fun Game Dinamika regu, dan aneka perlombaan perwakilan regu. Di samping itu nuansa ibadah juga tetap dimunculkan dalam kegiatan selama 3 hari 2 malam ini, di antara adalah Sholat Fardlu, sholat malam berjamaah, tadarus AlQur’an, dan Lomba Ceramah Pildacil “Pilihan Da’i Mucil. Perkemahan yang melibatkan para guru dan Pembina HW, serta 20 siswa kelas 8 sebagai Dewan Pengenal (DP) ditutup pada malam renungan Emotional and Spiritual Question (ESQ) bagi siswa siswi di dalam pendopo Bumi perkemahan.

Kunjungan Industri, Tadabur Alam dan Manasik Haji

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan merupakan pendidikan sosial, keagamaan dan kemasyarakatan menyiapkan kader Persyarikatan, kader Bangsa dan kader Pemimpin Umat dengan semboyan “Fastabiqul Khoirot” untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan kecerdasan yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Maksud Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah menyiapkan dan membina anak, remaja dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi, serta berakhlaqul karimah, dengan tujuan terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat dan Bangsa. Kunjungan Industri, Tadabur Alam ini dan Manasik Haji dilaksanakan sebagai sarana kegiatan nyata dan evaluasi program latihan di Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta Bentuk kegiatan pada paket acara ini adalah 1) Kunjungan Industri di Wilayah Bantul Yogyakarta; 2) Penjelajahan Alam; 3) Ceramah Manasik Haji; 4) Tadarus Al Qur’an; 5)Manasik Haji; 6) Bhakti Sosial Kemasyarakatan Maksud kegiatan Tadabur Alam dan Manasik Haji adalah menanamkan, membina, dan mengembangkan : 1) Jiwa tauhid kepada Allah SWT sehingga betul-betul istiqomah; 2) Terbina hidup saling menolong, saling mengajak/memajukan, dan saling meminjami, Demikian juga terbina persaudaraan/ukhuwah (sesama manusia, seketurunan, sebangsa dan setanah air, antar agama, dan terutama seagama.3) Tertanam dalam dirinya rasa cinta tanah air sebagai anugerah Allah yang diamatkan untuk dimakmurkan. 4) Sarana Evaluasi kegiatan Kepanduan Hizbul Wathan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan Pelajaran Agama tahun pelajaran 2010-2011; 5) Kegiatan nyata guna menumbuhkan semangat patriotisme, disiplin, berkreasi dan mengembangkan kesetiakawanan, kepemimpinan dan ketrampilan. 6) Wawasan pengetahuan dan ketrampilan yang lebih luas dibidang Kepanduan Hizbul Wathan dan Kegiatan Manasik Haji; 7) Wawasan tentang kegiatan Usaha perekonomian, industri, peternakan serta pertanian. Acara ini diikuti oleh semua siswa kelas 8 sejumlah 290 anak, berlangsung pada Sabtu-Ahad tanggal 7 s/d 8 Mei 2011 di Bantul Yogyakarta. Dengan didampingi sejumlah guru dan pegawai, acara ini ditutup oleh Kepala Sekolah di samping Bangunan Tiruan Ka'bah di sekitar gumuk pasir Parangkusumo Bantul Yogyakarta

Pesantren Ramadhan Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta

Berlangsung selama sehari, Pesantren Ramadhan Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta di Ramadhan 1432 H ini diisi oleh Sekretaris PP Muhammadiyah , Dr Agung Danarto dan Dr Khoruddin Basori, selaku sekretaris PWM Propinsi DIY. Pesantren ini mengangkat tema etos kerja dalam Islam, dihadiri 80 orang terdiri Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Pesanren diadakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang Islam dan Kemuhammadiyahan di kalangan warga Muhammadiyah dan memotifasi etos kerja yang benar di dalam Islam. Sedikit petikan tentang materi etos kerja, syarat pokok agar setiap aktivitas kita bernilai ibadah ada dua, yaitu sebagai berikut. Pertama, Ikhlas, yakni mempunyai motivasi yang benar, yaitu untuk berbuat hal yang baik yang berguna bagi kehidupan dan dibenarkan oleh agama. Dengan proyeksi atau tujuan akhir meraih mardhatillah. Kedua, shawab (benar), yaitu sepenuhnya sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh agama melalui Rasulullah saw untuk pekerjaan ubudiyah (ibadah khusus), dan tidak bertentangan dengan suatu ketentuan agama dalam hal muamalat (ibadah umum). Acara dibuka dan ditutup oleh Kepala Sekolah dan dilanjut workshop dan Rapat Kerja Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Agenda Milad ke 69 SMP Muh 2 Yogyakarta

Tidak terasa, sekolah kami sudah memasuki milad ke 69. Untuk itu kami ingin mengadakan berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk semuanya. Berikuti ini beberapa kegiatan dalam rangka milad ke 69 SMP Muh 2 Yogyakarta Tes Uji Coba (TUC) UASBN yang diadakan pada hari ahad, 18 maret 2012 di SMP Muh 2 Yogyakarta Bakti Sosial, Jumat 30 maret 2012 yang diadakan di PA Muhammadiyah Pengajian Akbar, sabtu 31 maret 2012 yang diadakan di SMP Muh 2 YK dan pembicara oleh dr. H. Agus Taufiqurrohman, M.Kes (ketua PWM DIY)

Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR)


Siswa SMP Muh 2 Yogyakarta mengikui lomba LPIR atau Lomba Penelitian Ilmiah Remaja tingkat nasional yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional. 

Lomba ini diadakan di Hotel Solo Paragon, tanggal 3 s/d 8 Oktober. Lomba kali ini diikuti oleh wakil DIY sebanyak 7 kelompok. SMP muh 2 Yogyakarta mengangkat tema "Inovasi Konstruksi Penyaring Air Sederhana Berbasis Ziolit dan Arang Aktif" dibuat oleh Muchlis Luthfy, Hansel Anggi Muristio dan Gozali Wibowo. Lomba ini dibagi dalam 3 kelompok yaitu IPA, IPS dan Teknologi. Kami ikut kelompok teknologi.

Sistem Pembayaran SPP dan Setoran Bank Jogja

Guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada siswa dan wali murid, sekolah SMP muh 2 Yogyakarta akan membangun sebuah sistem sederhana dan efektif untuk melayani pembayaran SPP dan setoran Bank Jogja. Sistem ini akan mencatat setiap transaksi pembayaran SPP dan setoran bank jogja, sehingga kapan pun bisa diperoleh laporan pembayaran dengan cepat dan akurat. Laporan pembayaran ini berguna untuk siswa, sekolah dan wali murid. Saat ini sistem tersebut sedang dalam proses trial dan error.

Membaca Alquran di SMP Muh. 2 YK

Mulai tahun ajaran yang baru ini, sekolah kami SMP 2 muhammadiyah yogyakarta rutin tadarus dan belajar membaca al-quran, dimulai jam 7.00 - 7.40 pagi. Ini berlaku untuk karyawan dan siswa.
Harapannya, setelah lulus dari sekolah kami, anak-anak dapat membaca al-qur'an dengan fasih. Bagi karyawan diharapkan setelah pensiun bisa membaca al-qur'an dengan lancar, mengerti tajwid yang benar. Pada saat membaca alquran tersebut, pintu gerbang kami tutup. Tujuannya agar tidak mengganggu proses tadarus, juga mengajarkan kedisiplinan kepada siswa dan karyawan/guru. Pintu akan dibuka setelah jam 07.40. Biasanya siswa yang terlambat akan marah-marah didepan sekolah, tetapi hal ini wajar, karena mereka terlambat. Tetapi setelah beberapa hari, siswa yang terlambat tersebut tidak terlambat lagi. Mungkin malu sama temannya/guru.

Cerita dari Kepala Sekolah

ada berita yang rasanya hilang dan hambar karena setiap jam 7 seluruh siswa dan guru ngaji 40 menit. namun pada tanggal 2 mei 2012 tidak seperti biasanya hal ini disebabkan adanya up hardiknas. maka ada anak yang menghadap kepala sekolah mengatakan berarti pagi ini tgl 2 mei 2012 tidak ngaji seperti biasa, kalau begitu kami tidak menikmati surga hari ini. Dijawab kepala sekolah insya Allah kamu mendapatkan ayo kita sholat dhuha bersama, karena dia bercanda saat dia akan wudhu bersama kepala sekolah.

Senin, 24 Desember 2012

Inilah yang Membuat Ajaran Syiah Ditentang Kalangan Sunni

Pertentangan Aliran Sunni dan Syiah memang tidak bisa dipungkri. Dua aliran ini ibarat air dan minyak yang tidak bisa bersatu. Bahkan, di negera Irak dan Iran pun kedua aliran ini selalu bertentangan karena memiliki pengikut yang sama besar. Menurut Ketua MUI Jawa Timur KH Abdussomad Bukhori, jika sebuah negara terdapat dua aliran ini dengan kekuatan yang sama, maka negera tersebut tidak akan tentram. “Sunni dan Syiah memang tidak bisa ketemu. Rukun Imannya saja berbeda,” kata Abdussomad, Sabtu (31/12/2011). Dia menjelaskan, selain itu ada beberapa perbedaan yang menonjol aliran Syiah dengan umat Islam pada umumnya. Seperti adzan saja berbeda. Di Syiah, lantunan adzan diubah ada tambahan dua bait. Kemudian dari ibadah sholatnya. “Di Syiah sholatnya berbeda. Yakni, sholat Dzuhur dan Ashar digabung jadi satu. Kemudian juga dengan sholat Maghrib dan Isyak. Tak hanya itu, di aliran Syiah Jum’atan tidak wajib. Jika sudah sholat Dzuhur tidak perlu sholat Jum’at. Perbedaan itulah yang tidak bisa ketemu dengan umat Islam pada umumnya,” jelasnya. Tak hanya itu, Nikah Mut’ah (kawin kontrak) juga diperbolehkan di Aliran Syiah. Selain itu, kalangan Syiah sering mencaci maki sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Umar bin Khotob, Usman bin Affan karena dianggap telah merampas jabatan Nabi. Abdussomad juga mengatakan, di aliran Syiah ini memang terbagi menjadi beberapa sekte. Yang intinya ada Sekte Syiah sestrem dan lunak. “Walau pun sekte yang lunak ini ajarannya tetap bertentangan dengan umumnya umat Islam,” tandasnya

UUK DIY disahkan, Garin Nugroho Ajak Sosialisasikan Lewat Jalur Pendidikan

Disahkannya UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY menjadi rahmat tersendiri bagi masyarakat Yogyakarta. Karena selain bertepatan dengan Peringatan 67 tahun Amanat 5 September 1945 yang menjadi momen bergabungnya Kerajaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang berdaulat dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengesahan ini juga bertepatan dengan Peringatan100 tahun Raja Yogyakarta yang kharismatik, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang jatuh 12 April 2012 lalu. Tak ayal pengesahan RUUK menjadi UUK ini disambut dengan gembira oleh segenap lapisan masyarakat Yogyakarta. Berbagai kegiatan pun dilakukan untuk mensyukuri anugerah ini. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DIY bekerjasama dengan Sekretariat Bersama Keistimewaan Yoyakarta. Mereka menggelar pemutaran film Dokumenter "Sejarah Keistimewaan Yogyakarta dalam Arsip" yang diikuti Sarasehan UUK Provinsi DIY dengan menghadirkan pembicara Sutradara Nasional, Garin Nugroho, Rabu (5/9) di Bangsal Kepatihan Yogyakarta. Kepala Bidang Arsip Statis BPAD DIY, Drs. Muh. Qosim, dalam sambutannya menyampaikan bahwa guna menyambut disahkannya UUK DIY, BPAD DIY telah berhasil menyelesaikan pembuatan film dokumenter mengenai arsip-arsip keistimewaan DIY. Dalam film yang berdurasi 1 jam ini, BPAD merangkum arsip-arsip lama, mulai dari sejarah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, pecahnya perang dunia ke-2 di Eropa yang menyebabkan Raden Mas Dorojatun dipanggil kembali ke Indonesia dari studinya di Belanda, dilantiknya RM. Dorojatun menjadi Sultan HB IX, perjuangannya membantu kemerdekaan NKRI, hingga Amanat 5 September 1945 yang sangat terkenal itu. Lebih lanjut, Qosim mengajak masyarakat untuk melindungi arsip. "Dengan melindungi arsip, banyak hal yang bisa terbantu. Pengesahan UUK DIY salah satunya juga karena adanya arsip-arsip lama yang mendukung Keistimewaan Yogyakarta", ungkapnya. Sementara itu, Sutradara Nasional, Garin Nugroho, mengapresiasi film dokumenter yang telah diselesaikan oleh BPAD DIY bekerjasama dengan Sekretariat Bersama Keistimewaan Yogyakarta. Namun demikian, Garin menghimbau masyarakat untuk tidak berpuas diri dengan UUK DIY yang telah didapatkan dan film dokumenter yang telah dibuat. Garin mengajak masyarakat, terutama pemerintah, untuk membuat film dokumenter berseri mengenai Keistimewaan DIY, yang disosialisasikan ke sekolah-sekolah, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. "Melalui film dokumenter yang dibuat berseri ini, kita sosialisasikan pendidikan sejarah keistimewaan Yogyakarta dan apa yang sampai saat ini sudah dilakukan dan diperoleh Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa. Film ini nantinya kita sosialisasikan kepada seluruh anak didik, pelajar, dan mahasiswa di DIY. Sehingga mereka bisa mengetahui, mengerti dan memahami makna Keistimewaan Yogyakarta, yang pada akhirnya mereka dapat dengan mantab menerima status istimewa itu, bahkan ikut menjaga dan melestarikannya hingga ke anak cucunya kelak", tutur Garin.

Tugu Jogja

Tugu Jogja merupakan landmark Kota Yogyakarta yang paling terkenal. Monumen ini berada tepat di tengah perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jendral Soedirman, Jalan A.M Sangaji dan Jalan Diponegoro. Tugu Jogja yang berusia hampir 3 abad memiliki makna yang dalam sekaligus menyimpan beberapa rekaman sejarah kota Yogyakarta. Tugu Jogja kira-kira didirikan setahun setelah Kraton Yogyakarta berdiri. Pada saat awal berdirinya, bangunan ini secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan. Semangat persatuan atau yang disebut golong gilig itu tergambar jelas pada bangunan tugu, tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan puncaknya berbentuk golong (bulat), sehingga disebut Tugu Golong-Gilig. Secara rinci, bangunan Tugu Jogja saat awal dibangun berbentuk tiang silinder yang mengerucut ke atas. Bagian dasarnya berupa pagar yang melingkar sementara bagian puncaknya berbentuk bulat. Ketinggian bangunan tugu pada awalnya mencapai 25 meter. Semuanya berubah pada tanggal 10 Juni 1867. Gempa yang mengguncang Yogyakarta saat itu membuat bangunan tugu runtuh. Bisa dikatakan, saat tugu runtuh ini merupakan keadaan transisi, sebelum makna persatuan benar-benar tak tercermin pada bangunan tugu. Keadaan benar-benar berubah pada tahun 1889, saat pemerintah Belanda merenovasi bangunan tugu. Tugu dibuat dengan bentuk persegi dengan tiap sisi dihiasi semacam prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi itu. Bagian puncak tugu tak lagi bulat, tetapi berbentuk kerucut yang runcing. Ketinggian bangunan juga menjadi lebih rendah, hanya setinggi 15 meter atau 10 meter lebih rendah dari bangunan semula. Sejak saat itu, tugu ini disebut juga sebagai De Witt Paal atau Tugu Pal Putih. Perombakan bangunan itu sebenarnya merupakan taktik Belanda untuk mengikis persatuan antara rakyat dan raja. Namun, melihat perjuangan rakyat dan raja di Yogyakarta yang berlangsung sesudahnya, bisa diketahui bahwa upaya itu tidak berhasil. Bila anda ingin memandang Tugu Jogja sepuasnya sambil mengenang makna filosofisnya, tersedia bangku yang menghadap ke tugu di pojok Jl. Pangeran Mangkubumi. Pukul 05.00 - 06.00 pagi hari merupakan saat yang tepat, saat udara masih segar dan belum banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang. Sesekali mungkin anda akan disapa dengan senyum ramah loper koran yang hendak menuju kantor sirkulasi harian Kedaulatan Rakyat. Sore hingga tengah malam, ada penjual gudeg (masakan khas Yogyakarta) di pojok Jl. Diponegoro. Gudeg di sini terkenal enak dan harganya wajar. Anda bisa makan secara lesehan sambil menikmati pemandangan ke arah Tugu Jogja yang sedang bermandikan cahaya. Begitu identiknya Tugu Jogja dengan Kota Yogyakarta, membuat banyak mahasiswa perantau mengungkapkan rasa senangnya setelah dinyatakan lulus kuliah dengan memeluk atau mencium Tugu Jogja. Mungkin hal itu juga sebagai ungkapan sayang kepada Kota Yogyakarta yang akan segera ditinggalkannya, sekaligus ikrar bahwa suatu saat nanti ia pasti akan mengunjungi kota tercinta ini lagi.

Pendidikan Karakter Budaya, Tak Jadi Beban

Pendidikan Berbasis Karakter Budaya telah menjadi bagian dari KBM yang tercantum dalam Perda no. V tahun 2011. Menurut Kadinas Disdikpora, Drs. K. Baskara Aji integrasi budaya tersebut tidak perlu ditambahkan dengan muatan lokal, melainkan secara dinamis sudah diterapkan bersamaan dengan falsafah Jawa, Hamemayu Hayuning Bawana, Golong Gilig, Sawiji, Greget, Sengguh Ora Mingkuh yang selama ini masih diimplementasikan di masyarakat DIY. Menyadari begitu efektifnya pendidikan yang kemudian banyak dijejali program, dalam workshop Penyelenggaraan Pendidikan dalam perda no.V tahun 2011 di Hotel Ros-in (12/12), Kadinas memberi contoh sederhana, "Pendidikan Karakter Budaya ini jangan dipikir sebagai beban, karena dalam penyelenggaraan KBM sehari-hari secara tanpa disadari sudah terjalin dengan unsur-unsur karakter budaya, misalnya siswa berdialog dengan guru menggunakan bahasa Jawa atau akhlak nya. Intinya agar tak hanya nilai akademik saja yang didapatkan, namun termasuk terbentuknya pribadi yang baik hati". Prof.DR.Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dipl.HE., Staff Ahli Pendidikan Gubernur DIY, yang juga menjadi salah satu penyusun substansi Perda merumuskan bahwa dengan adanya Pendidikan Berbasis Budaya akan membentuk manusia Indonesia masa depan yang cerdas secara intelektual, spiritual, emosional sosial, kinestetis. "Kini budaya berkembang, Budaya Nusantara beradaptasi dengan budaya baru, maka bisa jadi suatu saat nanti ada olimpiade macapat" candanya ketika menjadi narasumber acara. Pendidikan berbasis budaya yang tergerus oleh perkembangan zaman, dapat dilihat dari mapel Bahasa Jawa yang belakangan menjadi momok dibandingkan Matematika. Dari hasil pemantauan hal ini ditengarai karena penyampaian materi yang rumit, sehingga anak didik pun sudah ber mindset sulit. Meskipun baru saja disahkan awal tahun 2011, Pendidikan Berbasis Budaya sendiri telah dikenal luas oleh masyarakat, karena kental nya falsafah Jawa yang masih dipercaya kalangan massiv. Setelah uraian singkat dari para narasumber, peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah RSBI sejumlah 30 orang melanjutkan dengan berdiskusi panel. Dengan adanya diskusi tersebut maka akan diperoleh sebuah solusi, "Temukan rumusan yang baik, untuk implementasi selanjutnya" akhiri Kadinas dalam sambutannya.

Kebermanfaatan Helpdesk ICT EQEP Mulai Dirasakan Sekolah

Pada tahun 2010 hingga tahun 2012, pelaksanaan Program ICT EQEP di 500 sekolah masih mendapat dampingan dari Kementrian Kominfo melalui Konsultan ICT EQEP. Namun setelah tahun 2012, Kemkominfo akan melepas pendampingannya, dan menyerahkan seluruh pendampingan pelaksanaan Program ICT EQEP kepada Dinas Dikpora DIY dan BTKP DIY. Oleh karena itu, untuk mempersiapkan diri guna mendampingi pemanfaatan TIK di 500 sekolah melalui program ICT EQEP, BTKP Dinas Dikpora DIY telah membentuk Tim Helpdesk Program ICT EQEP. Tim ini terdiri dari 7 orang yang memiliki spesifikasi khusus di bidang komputer, jaringan dan multimedia. 5 akan menjadi helpdesk konten, dimana nantinya masing-masing dari 5 orang tersebut akan melayani 1 Kabupaten/Kota ( 1 kabupaten/kota dilayani 1 orang helpdesk konten). Sedangkan 1 orang bertugas untuk menjadi helpdesk infrastruktur dan jaringan. Dan 1 orang lagi menjadi helpdesk Server Internet Data Center (IDC). Fungsionalitasnya sudah terasa salah satunya saat SDN Klegung sebagai salah satu SD di wilayah Tempel, Sleman, mendapatkan masalah pada konektivitas jaringan komputer server dan klien. SD yang telah mendapatkan bantuan komputer program ICT EQEP di tahun 2010, mengeluhkan tidak bisa diaksesnya konten pembelajaran pada Server. Sang pengelola Lab, Rizky, segera menghubungi Helpdesk Program ICT EQEP untuk wilayah Sleman, Muhammad Totok Prabowo. Setelah dihubungi, Totok segera berkoordinasi dengan PT. Compnet selaku provider konten pembelajaran pada program ICT EQEP. Tidak selang lama, Totok dan Tim Compnet segera datang ke lokasi SD N Klegung 1 Tempel, Sleman. Sesampainya di SD N Klegung Tim Helpdesk segera disambut oleh Pengelola Lab dan dipersilakan untuk masuk ke Lab ICT EQEP. Pada saat pertama kali masuk Lab dan dilaksanakan ujicoba pengaksesan konten, terbukti memang konten yang ada di server tidak dapat diakses. Sejurus kemudian, tim segera mengecek konektivitas PC-Server dengan Wireless Access Point (Wi-fi), dilanjutkan konektivitas Client dengan Server melalui Wi-Fi. Ternyata berdasarkan hasil tes koneksi menggunakan fasilitas ping, antara client dan server tidak konek. Setelah itu, tim mencoba untuk merestart Wifi Access Point, merestart PC-Client/Siswa, dan merestart PC-Server. Ternyata tetap tidak bisa terkoneksi antara Client dan Server. Kabel yang menghubungkan Server-Wifi-Router pun juga sudah dicek dan berulang kali diganti, tetapi tetap belum bisa terkoneksi. Demikian pula dengan IP Address yang ada di Server maupun Client, sudah dipastikan benar, namun juga belum bisa terkoneksi. Akhirnya setelah mencoba beberapa langkah bahkan hingga masuk ke root dari Server Linux, ditemukanlah permasalahannya bahwa Service Firewall di server belum dihidupkan. Firewall yang ada pada Server ICT EQEP telah diatur untuk mengaktifkan service-service yang memperbolehkan konektivitas antara Client dan Server. Jika Firewall mati, maka tentu saja Server dan Client tidak dapat terkoneksi, yang pada akhirnya materi ajar yang ada pada Server tidak dapat diakses pada Client. Setelah service Firewall dihidupkan, barulah konten pembelajaran yang ada di Server bisa diakses oleh Client. Dengan demikian, maka selesailah permasalahan yang terjadi di SDN Klegung 1. Pengelola Lab pun berjanji akan menyampaikan kepada Kepala Sekolah bahwa konten pembelajaran di Lab EQEP sudah bisa diakses kembali, sehingga para Guru pun bisa kembali mengajar menggunakan konten pembelajaran yang ada di server Lab EQEP.