Senin, 24 Desember 2012

Pendidikan Karakter Budaya, Tak Jadi Beban

Pendidikan Berbasis Karakter Budaya telah menjadi bagian dari KBM yang tercantum dalam Perda no. V tahun 2011. Menurut Kadinas Disdikpora, Drs. K. Baskara Aji integrasi budaya tersebut tidak perlu ditambahkan dengan muatan lokal, melainkan secara dinamis sudah diterapkan bersamaan dengan falsafah Jawa, Hamemayu Hayuning Bawana, Golong Gilig, Sawiji, Greget, Sengguh Ora Mingkuh yang selama ini masih diimplementasikan di masyarakat DIY. Menyadari begitu efektifnya pendidikan yang kemudian banyak dijejali program, dalam workshop Penyelenggaraan Pendidikan dalam perda no.V tahun 2011 di Hotel Ros-in (12/12), Kadinas memberi contoh sederhana, "Pendidikan Karakter Budaya ini jangan dipikir sebagai beban, karena dalam penyelenggaraan KBM sehari-hari secara tanpa disadari sudah terjalin dengan unsur-unsur karakter budaya, misalnya siswa berdialog dengan guru menggunakan bahasa Jawa atau akhlak nya. Intinya agar tak hanya nilai akademik saja yang didapatkan, namun termasuk terbentuknya pribadi yang baik hati". Prof.DR.Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dipl.HE., Staff Ahli Pendidikan Gubernur DIY, yang juga menjadi salah satu penyusun substansi Perda merumuskan bahwa dengan adanya Pendidikan Berbasis Budaya akan membentuk manusia Indonesia masa depan yang cerdas secara intelektual, spiritual, emosional sosial, kinestetis. "Kini budaya berkembang, Budaya Nusantara beradaptasi dengan budaya baru, maka bisa jadi suatu saat nanti ada olimpiade macapat" candanya ketika menjadi narasumber acara. Pendidikan berbasis budaya yang tergerus oleh perkembangan zaman, dapat dilihat dari mapel Bahasa Jawa yang belakangan menjadi momok dibandingkan Matematika. Dari hasil pemantauan hal ini ditengarai karena penyampaian materi yang rumit, sehingga anak didik pun sudah ber mindset sulit. Meskipun baru saja disahkan awal tahun 2011, Pendidikan Berbasis Budaya sendiri telah dikenal luas oleh masyarakat, karena kental nya falsafah Jawa yang masih dipercaya kalangan massiv. Setelah uraian singkat dari para narasumber, peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah RSBI sejumlah 30 orang melanjutkan dengan berdiskusi panel. Dengan adanya diskusi tersebut maka akan diperoleh sebuah solusi, "Temukan rumusan yang baik, untuk implementasi selanjutnya" akhiri Kadinas dalam sambutannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar