Alhamdulillah... setelah banyak sekali hal yang harus dilalui, pagi siang malam bekerja tiada henti, dan ahirnya pun jadi, karya berdua, kamera dlsr veesi karton wkwkwk
Dengan terdapat lampu yg sudah disambungkan dengan baterai dengan di sholder dgn baik wkwkwk
Senin, 16 Desember 2013
Kamis, 07 November 2013
Maen kembali ke Rumah temen SMP
Pada hari minggu, waktu itu aku sedang menikmati hari minggu ku, namun tiba2 aku mengingat teman SMP ku, lalu aku bergegas menuju rumah temenku yg berada di kali mambu.
Pada saat itu, aku juga bertemu dengan ibunya, dan adiknya juga sekarang bertambah tinggi dan terlihat lebih dewasa dari sebelumnya
Mengingat dulu kami sering bermain game, pada saat kita bertemu lagi juga main game hahaha
Idul Qurban 2013
Pada hari itu, malam sebelum idul qurban, pasti pada rame2 di masjid atau mushola di tempat masing2. Termasuk di TPA ku, TPA Al - Islam, para anak2 TPA disuruh dateng pada jam sehabis isya
Melihat antusiasme anak2, membuat gairah idul qurban menjadi naik, meteka bergantian ber takbir dengan menyebut nama Allah SWT, dengan kalimat rasa syukur yg tinggi, dalam menyambut hari Idul Qurban.
Minggu, 13 Oktober 2013
Peknik TPA 2013
Liburan hari minggu saat itu memang menyenangkan. Setelah para murid2ku melaksanakan lomba, tiba saatnya refresing. Yaitu di Waterboom Hotel Galuh.
Bis pun penuh, para Ustad duduk dibelakang. termasuk aku dan Fanton. Para murid2 pada renang di kolam renak anak2.
Sedangkan aku dan fanton di kolam renang dewasa.
HAHAHAHA Seru :)
Melukis ILUSTRASI
Melukis bukanlah hal yang mudah, apa lagi melukis dengan cat air -___-. Tugasnya adalah suruh buat ilustrasi, walaupun sulit.
tapi aku dapat menyelesaikan dengan baik
ya setidaknya mendapat nilai 8,7 :) karna masih sisa, jadinya sekalian aku coret-coret ditangan :D
Banyak maen sama Anak Asrama
Jika rumahku dengan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dekat, otomatis dengan anak asrama muhi juga dekat. Karena dekat, jadi sering maen bersama mereka
padahal waktu di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta susah sekali untuk kumpul bermain, harus bawa motor dan mainnya tidak bisa setiap saat, karna waktu SMP temen2ku bener-bener tertib
beberapa kali setiap malam minggu selalu pergi, pernah sekali sunmor bareng Rauf dan Fanton
Lomba FASI TPA se Kecamatan Tegal Rejo
Pada saat hari minggu, bukan waktunya hanya untuk tidur saja, murid2 ku yang manis-manis bersiap untuk mengikuti lomba. dengan berlatih selama lebih dari 1 bulan, membawa bekal keterampilan untuk ditampilkan dalam lomba ;)
Para Ustad pun bersiap-siap untuk mendampingi anak2nya lomba, termasuk aku :). Namun pada saat itu, Fanton tidak bisa hadir mendampingi murid2 yang sedang lomba, sehingga membuat ku sangan suntuk -__-
Meskipun tidak menang, diharapkan ini dianggap sebagai ajang pembuktian bahwa TPA kita tetap jaya ;)
Pengajian Kelas Pertama
Hal yang aku syukuri termasuk rumah ku dengan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sangat dekat, aku hanya butuh kaki untuk menuju kesana, dengan orang tua yg masih tinggal dirumah :) Gk nge kost :p
Karna rumah dekat, dan dikelas ada acara pengajian kelas rutin 1 bulan sekali, makanya... karna rumahku yg paling dekat jadinya rumahku yang dipilih pertama kali untuk dijadikan tempat pengajian. Jadi pada tau rumahku deh :D
Dengan acara ini dapat mencerminkan perilaku murid Muhammadiyah :)
Awal Masuk SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta emang gk salah, masuk dengan perasaan kecewa karna gagal masuk SMA Negri di Jogjakarta tidak bisa selamanya terbayang-bayang.
Banyak Hikmah yg terambil di Sekolah baruku ini, yang terpenting adalah kurikulumnya yg terbaru, kalo pelajaran pake kurikulum terbaru mah gk pernah suntuk kalo belajar :)
Namun ada suatu hal yg sulit untuk dihindari, yaitu membuat beberapa orang m
enjadi tidak menyontek saat ujian asli maupun harian, berbeda dengan waktu SMP, satu kelas yang cowok gak ada yang nyontek, solid semua, gak pernah takut bodoh, karena kami yakin kami ini pintar :)
Kamis, 18 April 2013
LAPORAN TPM SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA
SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta telah selesai melaksanakan TPM yang terakhir atau yang disebut TPM yang ke-9. Hasil Scan di mediascanter.co.id kurang memuaskan, terutama pada mata pelajaran bahasa Inggris yang tak ada yang sampai 8,6
Untuk Melihat hasilnya, anda bisa mengetahuinya dengan KLIK pada GAMBAR DI BAWAH.....
Sabtu, 13 April 2013
Paduan Suara SMP Muhammdiyah 2 Yogyakarta di Acara Sidang Tanwir Hizbul Wathan
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai
organisasi otonom Muhamadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan
kepanduan pada 27-29 Desember 2012 akan mengadakan Sidang Tanwir I di
Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada pembukaan Tanwir Hizbul
Wathan ini Paduan Suara SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta turut
berpartisipasi pengisi acara Tanwir Hizbul Wathan. Didampingi Guru
pembimbing Eko Nurhidayat, S. Sn dan Pembina Osis Ismiyati, serta
Mustakim, S. Pd. T, acara yang digelar di Madrasah Mualimin ini
menyajikan 3 buah lagu di antaranya Mars Hizbul Wathan, Sang Surya, lagu
semangat Indonesia Jaya.
Menurut Ketua Kwartir Pusat Gerakan
Kepanduan HW Ismet Wibowo, metode pendidikan dalam kepanduan HW sangat
variatif dan menantang. “Generasi muda umumnya sangat menyukai kegiatan
yang sifatnya menantang,” kata Ismet Wibowo didampingi Pjs Sekum M
Bahrun Nawawi, Senin (24/12), di Kantor Kwartir Pusat HW Jl Suronatan
Yogyakarta.
Diadakannya Sidang Tanwir I Gerakan
Kepanduan HW itu, untuk koordinasi antar Pimpinan Wilayah HW di seluruh
Indonesia. “Guna memberikan pencerahan bagi perkembangan Hizbul Wathan
ke depan, terutama untuk syiar dan pembinaan generasi muda
Muhammadiyah,” jelas Ismet.
Di samping itu, bertujuan untuk
memberikan pencerahan dan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
Hizbul Wathan sejak dari Pusat hingga Qabilah di seluruh Indonesia.
Diawali malam taaruf peserta dan
peninjau Tanwir bersama Kwartir Pusat dan Ahmad Syafii Maarif, Ir Teguh
Soedirman (putra Panglima Besar Jenderal Soedirman) dan Drs M Afnan
Hadikusumo (DPD RI) pada Kamis (27/12), keesokan harinya pada Jum’at
(28/12) diteruskan pawai Nusantara meliputi drumband HW, atraksi
kesenian/HW.
Setelah dibuka Ketua Umum PP
Muhammadiyah Prof Dr HM Din Syamsuddin, diteruskan sidang pleno
pembahasan dan pengesahan Anggaran Rumah Tangga HW serta sidang kelompok
organisasi dan rekomendasi, pendidikan dan latihan (diklat) serta
penggalian dana. Usai ceramah disampaikan M Muchlas Abror (pemantapan
ideologi HW Muhammadiyah) dan A Dahlan Rais (HW sebagai solusi pembinaan
generasi muda), dilanjutkan progress report pimpinan Kwartir Pusat dan
Kwartir Wilayah HW.
Selain itu, dilaksanakan pula lokakarya
nasional “Membangun HW Bersama Perguruan Tinggi Muhammadiyah
se-Indonesia” pada 28-29 Desember 2012, materi disampaikan Prof
Sarbiran, PhD, Drs H Hadjam Murusydi, SU, Drs Budi Sudjijon, MM, Gerakan
Kepanduan HW Qabilah Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Gelar Workshop Sekolah Adiwiyata
Sekolah Adiwiyata adalah empat yang baik
dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai
norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya
kesejahteraan hidup menuju cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Pemahaman bersama tentang sekolah adiwiyata tersebut diaparkan oleh Drs.
Satino, pejabat dari Bina Lingkungan Hidup Kota Yogyakarrta.
Acara yang dihelat pada Senin, 8
April 2013 ini dikuti oleh lebih kirang 90% Guru dan karyawan,
dikarenakan Workshop adiwiyata ini merupakan agenda rutin dan prasarat
menuju sekolah adiwiyata. Namun, bukan karena hal tersebut saja acara
ini digelar, melainkan di sini terdapat pendampingan berkelanjutan,
sehingga Sekolah Adiwiyata tetap pada jalurnya dan nantinya berujung
pada kebermanfaatan bagi semuanya.
Tujuan dari sekolah Adiwiyata,
menurut Pak Satino, Mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab
dalam upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) melalui
tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan. Selanjutnya, masih menurut Bapak dua anak ini sekolah
adiwiyata hendaklah mengedepankan program yang berwawasan lingkungan,
salah satunya biofori, hemat energi, hemat air, pengelolaan sampah,
serta daur ulang barang-barang habis pakai.
Prinsip dasar Sekolah Adiwiyata di antaranya :1) Partisipatif:
Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi
keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
tanggungjawab dan peran; 2) Berkelanjutan : Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.
Sedangkan komponen dari Sekolah
Adiwiyata adalah sebagai berikut :1) Kebijakan Berwawasan Lingkungan; 2)
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan; 3) Kegiatan Lingkungan
Berbasis Partisipatif; 4) Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
Di bagian lain oleh Bapak Satino
menjelaskan, kurikulum yang berwawasan lingkungan sebaiknya juga
dimasukkan dalam kurikulun sekolah di semester akan datang.(TQM)
Jumat, 12 April 2013
Gerak Jalan Gogreen School 2013
Panitia Gogreen School 2013 dan
juga Panitia Lustrum ke-14 yang berkolaborasi mengadakan jalan sehat di seputar
ruas jalan di kota Jogja. Berawal dari Kampus SMP Muhammadiyah 2 Yk. melewati
Jalan Kapas II berlanjut ke Jl Sokonandi.
Sampai ke Jalan Raya Kusumanegara,
ke timur kemudian tiba di pertigaan Balaikota Jogja keutara sampai dengan
perempatan Balaikota.
Mengitari jalan Miliran ke arah
barat rombongan sampai ke Jalan Kenari di selatan Stadion Manda Krida.
Selanjutnya lewat kembali ke Jl Sokonandi dan akhirnya dengan menempuh sekitar
7 km, akhirnya sampai kembali ke kampus SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
Didalam sekolah pun sudah
disediakan tempat duduk untuk melihat pentas seni dalam rangka lustrum di SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang di bawai oleh anak kelas 9 dan beberapa kelas 8
menarikan tari saman.
Minggu, 07 April 2013
Sejarah Singkat Riwayat Singkat SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Pendahuluan
Sungguh bersejarah panjang SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta, yang dulu menempati gedung Jalan Sultan Agung
14 (Jl Bintaran Lor 14). Sebagai embrio berdirinya sekolah ini dimulai
dari peristiwa tahun 1937, waktu itu pertama kali di gedung Jalan Sultan
Agung 14 dijadikan tempat pendidikan yang diberi nama oleh Muhammadiyah
INHEEMSE MULO MUHAMMADIYAH bersubsidi di bawah asuhan Bapak Pinandoyuo
dibantu oleh Bapak H Abdulgani Dwidjosuparto, sekolah ini merupakan
sekolah MULO Bumi Putera yang pertama di seluruh tanah air yang
menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
Waktu itu Muhammadiyah memang sudah
memiliki sekolah-sekolah Mulo, AMS, dan Mulo HIK di beberapa tempat,
tetapi itu semua menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantarnya. Maka boleh dikatakan bahwa Iheemse Muhammadiya merupakan
perintis SMP yang kita kenal dalam negara kita ini. Dengan kata lain
INHEEMSE MULO MUHAMMADIYAH di Jalan Sultan Agung 14 Yogyakarta merupakan
cikal bakal berdirinya SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta sekarang ini.
Tahun 1942 kekuasaan Hindia Belanda di
Indonesia direbut Jepang, timbul gagasan dari para pemimpin
Muhammadiyah, untuk mengubah Inheemse Mulo Muhammadiyah menjadi SMP
Muhammadiyah dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa penghantar.
Perjalanan Sejarah Amal Usaha Muhammadiyah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta :
1. Pembukaan SMP Putri Muhammadiyah Yogyakarta 1 April 1943
Pada permulaan tahun 1943 oleh
Muhammadiyah diambil inisiatif untuk membuka SMP khusus putri.
Murid-muridnya diambil dari murid-murid putrid Mulo HIK Muhammadiyah
yang waktu itu berkedudukan di Komplek Madrasah Mualimin Muhammadiyah
dan murid-murid putri dari Inheemse Muhammadiyah di Kompleks Panti
Asuhan Yatim Muh di Lowanu.
Realisasi berdirinya SMP Putri
Muhammadiyah pada tanggal 1 April 1943 dipimpin oleh Bapak Malikus
Suparto (seorang pensiunan PGAA Negeri Yogyakarta).Bapak Malikus
Supartohanya sempat memimpin sekolah ini sampai tahun 1944, karena
tenaga beliau sangat dibutuhkan untuk memimpin sekolah Muhammadiyah
pada jenjang yang lebih tinggi.
Dalam tahun ajaran 1943/1944 dikeluarkan
alumnus yang bernama SMP Putri Muhammadiyah, sebanyak 25 siswa,
sebagian mereka ditampung di sekolah guru Muhammadiyah Putri (yaitu
angkatan Ibu Wastiah) tetapi sebagian mereka pindah ke SMT Muh, yang
kemudian menjadi SMA MUH sehingga sekolah guru puteri Muha tidak dapat
dipertahankan lagi.
2. Periode Kepemipinan Bapak KH Dalhar BKN (1944 – 1947)
Dalam periode ini SMP Puteri
Muhammadiyah mendapat kemajuan pesat, sehingga waktu diperiksa leh
Inspkesi SMP Muhammadiyah Jawa Tengah yang berkedudukan di Semarang,
dinyatakan bahwa sekolah tersebut tidak diragukan lagi untuk memeroleh
subsidi penuh, terutama dalam pelajaran ilmu pasti yang pada waktu itu
dipegang oleh Bapak Ziad (Bp Mukam), Ibu Dauchah dan Ibu Badriuyah
Solihin. Pihak Inspkesi SMP Jawa Tengah menyatakan kepuasannya atas
hasil pendidikan SMP Puteri Muhammadiyah. Tetapi sayang karena pada
waktu itu tahun 1947terjadi kevakuman tenaga pimpinan di sekolah-sekolah
Muhammdiyah, maka terpaksa Bapak Dalhar ditarik dari SMP Puteri Muh,
untuk diserahi tugas memimpin Madrasah Mu’alimat Muh. Maka pimpinan SMP
Puteri Muhammadiyah diserahkan kepada Bp. H Abdulgani Dwidjosuparto.
3. Periode Kepemimpinan Bapak H Abdulgani Dwidjosuparto (1947-1955)
Suatu hal yang perlu direnungkan
dalamperiode ini adalah, betapa tinggi loyalitas dan besarnya pengabdian
guru SMP Puteri waktu itu, karena periode ini berada pada masa revolusi
fisik, terjadi class II, oleh pihak Belanda yang hendak merebut kembali
kedaulatan Negara kita, menyebabkan pemerintahan dalam keadaan labil.
Tetapi mereka tetap bersemangat menjalankan tugas sampai keadaan normal
kembali. Bulan Juli 19149 Belanda angkat kaki dari Indonesia, maka SMP
Puteri Muhammamdiyah terus berbenah diri, sementara sekkolah-sekolah
yang lain belum memulainya.
Kantor inspkesi di Semarang untuk
sementara dipindahkan di Yogyakarta, karena Kota Semarang masih
dikuasasi Kolonial Belanda, maka pada waktu itu baru direalisiri
pemberian subsidi, meskipun belum penuh, subsidi penuh baru diberikan
mulai tahun1953. Semenjak saat itulah makin berkembang SMP Puteri
Muhammadiyah 2, sarana dan prasarana pendidikan mulai dibenahi. Dari
sinilah awal popularitas SMP Muhammadiyah Puteri Yogyakarta, di tengah
masyarakat, khususnya muhammadiyah.
4. Periode Kepemimpinan Bapak R Soeyono Soemodinoto (1955-1970)
Bapak H Abdulgani Dwidjosuparto sebagai
guru Negeri yang ditugaskan di Muhammadiyah, akhirnya ke SGKP Negeri
(SKKA) di Yogyakarta, maka SMP Muhammadiyah 2 Puteri Yogyakarta mendapat
tenaga pimpinan, yaitu Bapak R Soeyono Soemodinoto, yang sebelumnya
menjabat Kepala Sekolah SMP Negeri Wates. Inilah periode yang lebih
panjang dari periode-periode sebelumnya. Dalam periode ini mulai adanya
kestabilan jalannya organisasi sekolah. Hasil ujian makin lama makin
meningkat, bahkan dapat mencapai puncak keberhasilan dengan meluluskan
100% yang pada saat itu sangat langka kelulusan mencapai 100%.
Suatu hal yang paling menonjol di masa
ini adalah kedisiplinan yang ditanamkan oleh Kepala Sekolah, untuk
menegakkan kedisiplinan guru dan murid. Aktifitas pelajaran dapat
ditingkatkan dengan adanya gerak kesatuan, hari Krida drumband, dan
kepramukaan. Animo siswa yang masuk terus meningkat, sehingga melebihi
kapasitas daya tamping, sehingga terpaksa diadakan tes sleksi masuk.
Pernah pada periode ini jumlah siswa kelas satu mencapai 60 orang/kelas.
5. Periode Kepemimpinan Ibu Badriyah Solihin (1970 – 1981)
Bapak R Soeyono Soemodinoto tiba masa
pension, maka satu-satunya yang dipandang mampu dan cukup senior pada
waktu itu adalah Ibu Badriyah Solihin. Maka kemalui siding lengkap
dengan guru, sepakat memilih Ibu Badriyah Solihin, di samping terus
menjaga tegaknya disiplin yang telah ditanamkan oleh Bapak R Soeyono
Soemodinoto, juga menyempurnakan hal-hal yang belum sempat dirintis,
yaitu menjalin hubungan kerjasama yang konkrit dengan wali murid. Tahun
1971 dibentuklah IKIWAM( BP3). Realisasi kerjasama wali murid dengan
pihak sekolah makin nyata. Sarana dan prasarana sekolah menjadi
perhatian serius, mulai diganti meja-meja yg lama dengan yang baru, yang
sejak dibangunnya belum pernah diganti oleh pihak lain. Pembanguna
kelas baru mulai dilaksanakan, karena pada periode ini di lokasi sekolah
telah utuh, karena sebelumnya ada pavilion yang ditempati oleh pihak
lain, melalui proses yang a lot, akhirnya sebagian komplek yang
ditempati pihak lain tersebut dapat kembali, sehingga sejak tahun itu
(1974) pavilyun yang luasnya 200 m2 mulai dibangun untuk ruang UKS,
Laboratorium dan Ruang kelas.
Pada tahun 1973 SMP Muhammadiyah 2
dinyatakan sebagai perintis sekolah Pembangunan dengan Surat Keputusan
tertanggal 30 November 1973 No. E 634/A/XI/1973. Tahun 1975 Alumnus SMP
Putri Muhammadiyah 2 : dr. Isnainiyah Suchan dan dr Latifah Jadsidiq.
Membantu pelaksanaan UKS,s ehingga dalam lomba UKS mendapat Juara I
se-DIY dengan piagam dari Kanwil Dep Dik Bud 20 Mei 1975, No.
52/Harpenas/A/75.
Perhatian terhadap bidang seni tidak
ditinggalkan, seni music di bawah pimpinan Bp. Rusman (Pengasuh ENsamble
Musik TVRI Yogyakarta). Sehingga SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta selalu
mengisi esemble music di TVRI.
6. Periode Kepemimpinan Bapak H Ali Arifin, BA (1981 – 2002)
Inilah periode paling panjang dalam
sejarah kepemimpinan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, setelah Ibu Badriyah
Solihin sampai masa pension, maka pilihan calon Kepala Sekolah oleh
Dewan Guru, dan pilihan jatuh kepada Bapak H Ali Arifin. Pada waktu
masih kepemimpinan Ibu Badriyah Solihin, oleh Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Majelis DIkdasmen sudah disiapkan lokasi baru (tempat kita
sekarang ini), dan telah dibangun 3 lokal tingkat (6lokal) dan 3 lokal
bantuan dari 5 koperasi batik di Yogyakarta. Akan tetapi pada waktu itu
Ibu Badriyah S masih berkeberatan meninggalkan gedung Jl Sultan Agung
14. Maka sejak kepemimpinan Bapak H Ali Arifin program utama adalah
proses kepindahan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dari Jl Sultan Agung 14
ke Jalan Kapas ini segera terealisir. Maka mulai dilaksanakan dan
bertahap, mulai dari kelas 3 pindah ke Jalan Kapas, sementara kelas 1
dan 2 tetap di Jalan Sultan Agung 14.
Tahun 1984 dengan kerja keras dari BP3
yang waktu itu diketuai oleh Bapak Munodo, dapat dibangun dua local
tingkat di sayap barat.
Tahun 1986 bangunan sayap barat
diteruskan sehingga menjadi keadaan seperti sekarang ini (6 lokal
tingkat) dengan perencanaan fondasi untuk 3 tingkat.
Tahun 1987 mendapat Bantuan dari Kanwil
Dep Dik Bud 2 Lokal di depan, kemudian dilanjutkan sendiri menjadi
tungkat untuk seluruh bangunan unit depan.
Tahun 1994, di waktu ketua BP3, Bapak
Ir. H Dasron Hamid, dapat dibangun bangunan megah Lantai 3 unit
belakang, yang dipergunakan untuk ruang Parkir dan Kantin, Ruang PKK,
Laboratorium, Ruang Komputer, dan lantai 3 untuk Aula. Dan terakhir
sebelum Bapak H Ali Arifin purna tugas, diambil kebijaksanaan untuk
menerima siswa putra dan putri. Program pembangunan dilanjutkan
yaitumenambah bangunan lantai 3 di sayap yang membujur ke barat.
7. Periode Kepemimpinan Bapak Sadiyo, BA (2002-2003)
Baak Sadiyo sebagai PLH pada tahun
2002-2003 sangat memperhatikan dan mempertahankan kedisiplinan di SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang berkersama dengan Komite Sekolah.
8. Periode Kepemimpinan Bapak Drs. Kusmantoro (2003-2005)
Pada awal kepemimpinan Bapak Drs,
Kusmantoro, beliau melakukan penataan dan pembangunan di SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta, seperti Pembangunan Lantai 3 sayap timur,
Lapangan Basket, Laboratorium Bahasa, Ruang Kantin yang representative,
dan Gapura. Pokoknya lingkungan Mucil semakin oke punya. Terima kasih
Pak Kus.
9. Periode Kepemimpinan Bapak Drs. H Suprapto, S. Pd, MA (2006 – 2012)
SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta memasuki
Pasca Gempa, mudah-mudahan akan memperoleh kepercayaan di Persyarikatan,
pemerintah dan masyarakat. Do’a dan dukungannya dari semua pihak. Pada
Tahun 2007-2008, terhitung sejak tahun pelajaran tersebut, SMP
Muhammadiyah resmi menynadang sekolah SSN (Sekolah Standar Nasional).
Dan Pada Semester 2 tahun ajaran 2008/2009 SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Mandiri
berdasasarkan SK Dirjen Mendikdasmen No. 1880/C.3/DS/2008, tanggal 19
November 2008, sehingga pada tahun ajaran 2009/2010 sudah membuka 1
kelas RSBI.
Syukur alhmadulilah, dengan bantuan dari
Dinas Pendidikan Kota Jogjakarta melalui alokasi Pembangunan Ruang
Kelas Baru (Dana RKB) dan juga partisipasi dari Komite Sekolah,
pekerjaan pembangunan pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H Suprapto
adalah pembangunan Lantai 3 Gedung Sayap Barat sebayak 6 ruang kelas
baru. Pembangunan ini dilaksanakan dikarenakan animo masyarakat yang
ingin belajar di SMP Muhammadiyah 2 cukup tinggi. Pembangunan yang lain
adalah dibangunnya Studio Musik dan Ruang Multimedia.
10. Periode Kepemimpinan Ibu Hj Nilawati Isdwiantari, S.Pd (2012 – sekarang)
Sabtu, 06 April 2013
Soal Ujian Nasional Akan Dibuat Lebih Sulit
TEMPO.CO, Depok - Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan Indonesia (BSNPI) Teuku Ramli Zakaria mengatakan Ujian Nasional 2013 akan dibuat lebih sulit. Menurut dia, langkah itu diambil untuk meningkatkan kualitas ujian dari tahun-tahun sebelumnya.
"Tingkat kesukarannya dibuat lebih sulit sehingga kredibilitas diharapkan menguat dari waktu ke waktu," ujar Ramli saat Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Bojongsari, Depok, Selasa, 12 Februari 2013. Dia mengatakan, syarat kelulusan Ujian Nasional adalah rata-rata nilai 5,5, dengan minimal nilai setiap pelajaran adalah 4,5.
Selain meningkatkan kesukaran soal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga menambah varian soal Ujian Nasional. "Jenis soal bisa mencapai 20 macam di seluruh Indonesia," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendibud, Khairil Anwar Notodiputro, di acara Rembuk Nasional Pendidikan di Bojongsari, Depok, Selasa, 12 Februari 2013.
Dia mengatakan upaya untuk meningkatkan kualitas juga sejalan dengan bertambahnya jenis soal yang dibagikan di tiap ruang kelas. Khairil mengatakan, pada tahun lalu, tiap ruang kelas yang berisi 20 orang terdiri atas 5 jenis soal berbeda. "Tahun ini dalam satu kelas terdiri atas 20 jenis soal yang berbeda," ucap Khairil. Menurut dia, cara itu efektif mencegah kecurangan.
Ujian Nasional bagi Sekolah Menengah Atas dijadwalkan dilaksanakan pada 15 April 2013. Ujian bagi sekolah menengah pertama dilakukan pada 22 April 2013 dan ujian bagi sekolah dasar akan berlangsung pada 29 April 2013. Teuku Ramli mengatakan, peserta yang tidak lulus Ujian Nasional, bisa mengikuti ujian susulan pada bulan Juli. "Ujian susulan dikonversikan ke ujian untuk program nonformal," ucapnya.
Tahun ini pemerintah menganggarkan Rp 600 miliar untuk Ujian Nasional. Dana itu digunakan untuk beberapa tahap pelaksanakaan. Mulai dari pembuatan soal, sosialisasi atau pengadaan, pengawasan, pemindaian, dan keluarnya nilai akhir.
"Tingkat kesukarannya dibuat lebih sulit sehingga kredibilitas diharapkan menguat dari waktu ke waktu," ujar Ramli saat Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Bojongsari, Depok, Selasa, 12 Februari 2013. Dia mengatakan, syarat kelulusan Ujian Nasional adalah rata-rata nilai 5,5, dengan minimal nilai setiap pelajaran adalah 4,5.
Selain meningkatkan kesukaran soal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga menambah varian soal Ujian Nasional. "Jenis soal bisa mencapai 20 macam di seluruh Indonesia," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendibud, Khairil Anwar Notodiputro, di acara Rembuk Nasional Pendidikan di Bojongsari, Depok, Selasa, 12 Februari 2013.
Dia mengatakan upaya untuk meningkatkan kualitas juga sejalan dengan bertambahnya jenis soal yang dibagikan di tiap ruang kelas. Khairil mengatakan, pada tahun lalu, tiap ruang kelas yang berisi 20 orang terdiri atas 5 jenis soal berbeda. "Tahun ini dalam satu kelas terdiri atas 20 jenis soal yang berbeda," ucap Khairil. Menurut dia, cara itu efektif mencegah kecurangan.
Ujian Nasional bagi Sekolah Menengah Atas dijadwalkan dilaksanakan pada 15 April 2013. Ujian bagi sekolah menengah pertama dilakukan pada 22 April 2013 dan ujian bagi sekolah dasar akan berlangsung pada 29 April 2013. Teuku Ramli mengatakan, peserta yang tidak lulus Ujian Nasional, bisa mengikuti ujian susulan pada bulan Juli. "Ujian susulan dikonversikan ke ujian untuk program nonformal," ucapnya.
Tahun ini pemerintah menganggarkan Rp 600 miliar untuk Ujian Nasional. Dana itu digunakan untuk beberapa tahap pelaksanakaan. Mulai dari pembuatan soal, sosialisasi atau pengadaan, pengawasan, pemindaian, dan keluarnya nilai akhir.
Dinda Bangga Jadi Duta Sanitasi DIY
Dinda Alvira Irawan, siswa SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta berhasil menjadi juara I Lomba karya tulis
tingkat SMP se-DIY dalam pemilihan duta sanitasi DIY di Villa Taman Eden
2 Hotel dan Restoran Jl Kaliurang km 22 Sleman Yogyakarta.
Juara II Lomba karya tulis ini diraih
oleh Holy Rhema Sogiantoro dari SMP Pangudiluhur I Yogyakarta, dan Juara
III Irma Nafsiyati dari SMP 1 Imogiri. Untuk lomba poster Juara I
diraih Putri Hastifah dari SMP N 1 Bantul, Juara II Navy Krisna Pratiwi
dari SMP 1 Imogiri Juara III Fanny Khoirunnisa dari SMP N 1 Bantul.
Keenam juara lomba yang digagas oleh
Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman DIY tersebut
berhak untuk maju mewakili DIY dalam Jambore Sanitasi Lingkungan pada
bulan Juni mendatang. Dalam kesempatan tersebut juga digelar beragam
perlombaan bagi siswa SD.
Dinda Alvira Irawan, ditermui KR di sela
lomba, mengaku bangsa dan senang mendapatkan capaian prestasi tersebut.
Meskipun demikian, apa yang telah diraih juga merupakan tanggungjawab
yang tidak ringan. Karena itu ia bertekat bisa memberikan prestasi yang
sebaik-baiknya ke depan.
Membawakan judul karya tulis tentang
pemanfaatan air bekas berwudlu untuk kelestarian lingkungan air, Dinda
mengaku tidak mudah. Apalagi, selama ini masih masyarakat membuang
langsung air bekas berwudlu ke selokan, tanpa memanfaatkannya kembali.
“Air bekas berwudlu itu masih bagus dan
bisa dimanfaatkan kembali, seperti untuk keperluan menyiram tanaman.
Jika bisa dimanfaatkan oleh masyarakan bisa menghemat banyak air”, Kata
Dinda Irawan. Yang akan bertekad mensosialisasikan penghematan air
melalui sekolah tersebut.
Drajat Widjunarso, Kepala Satuan Kerja
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman DIY, menyatakan, Lomba
Sanitasi, karya Tulis dan poster tingkat SMP se-DIY dalam rangka
kampanye kepedulian sanitasi dalam masyarakat. Kampanye tersebut
berkaitan dengan masalah sampah, sampai pengeloaan air bersih.
(Harian Kedaulatan Rakyat, 25 Maret 2013)
Hasil TPM 7 SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Ya, seperti biasa, kemarin saya sudah membahas tentang TPM.
Sekarang kita lihat saja hasilnya
Seperti Biasa Link berupa 4.shared
KLIK DOWNLOAD yang ada pada GAMBAR
sponsor by mucilgogreen.blogspot.com
Sekarang kita lihat saja hasilnya
Seperti Biasa Link berupa 4.shared
KLIK DOWNLOAD yang ada pada GAMBAR
sponsor by mucilgogreen.blogspot.com
Jumat, 05 April 2013
Kamis, 04 April 2013
Rabu, 03 April 2013
Program Kerja
Program Unggulan
- Meningkatkan profesionalisme pelayanan pembelajaran serta bimbingan dan konseling secara bertahap dan pada tahun 2013 sudah mencapai standar tenaga kependidikan
- Tahun 2013 sebagian besar guru telah menguasai multi strategi pembelajaran aktif.
- Pada tahun 2013 Guru SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta telah menguasai multi metoda dan strtegi pembelajaran sekurang-kurangnya 11 metode/strategi
- Membiasakan para siswa Untuk mengaplikasikan hasil dari pembelajaran bahasa baik secara tertulis maupun lisan dalam kerangka pembelajaran
- Pada tahun 2013 seluruh guru dan siswa telah mampu mengakses dan memberdayakan tekhnologi informasi dan komunikasi (ICT) sebagai media dan sumber belajar di kalangan guru maupun siswa .
Hari Air Dunia di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Walikota
Yogyakarta, Drs. Haryadi Suyuti mengatakan, air masalah serius yang
harus ditangani dengan baik, sekarang masih tersedia, tetapi bila nanti
terjadi krisis air kita tidak tahu. “Karena itu saya menyambut baik
pengelolaan air wudlu dan sebagainya sehingga tidak terbuang secara
percuma”, kata Haryadi Suyuti, Sabtu (30/3 di Aula SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta.
Dalam
memperingati hari air dunia 2013 dan Gogreen school SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta, dalam pengelolaan air bersih ini Walikota berharap ada
Pemanfaatan Sisa Air Wudu Untuk Siram Tanaman
Menurut Kepala SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Nilawati Isdwiantari,
S. Pd, keinginan sekolah ini untuk mengelola air yang sudah terpakai
menjadi inspirasi ketika melakukan bhakti social membantu air bersih di
gunung kidul. Setiap musim kemarau Gunung
SEPUTAR INDUSTRIAL CHEMISTRY
Alat penukar panas adalah suatu alat
yang digunakan untuk memindahkan energy panas dari suatu fluida ke fluida yang
lain. Pada dasarnya alat penukar panas digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
Selasa, 02 April 2013
KEGIATAN GO GREEN SCHOOL
Aksi Donor darah
Aksi Donor darah dalam rangka Lustrum XIV SMP Muh 2 Yk digelar Senin, 1 April 2013 jam 09.00 - 13.00 WIB
Kunjungan ke Mantan Guru dan Karyawan
Kunjungan ke Mantan Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang sudah purna, atau kepada keluarganya ...
Try Out Persiapan UN SD
Pelaksanaan Test Ujicoba atau Try Out Persiapan Ujian Nasional Sekolah Dasar
digelar di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Ahad 31 Maret 2013 jam
07.00 WIB kerjasama antara Ganesha Operation dan SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta
Lomba Poster Gogreenschool 2013
Lomba Potser Go Green 2013Hari/Tanggal : Sabtu 30 Maret 2013
Waktu : 08.00 WIB
Tempat SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Ceremonial Go greenschool 2013
Ceremonial Go Green School 2013Sabtu, 30 Maret 2013 Jam 08.00 WIB
Aula SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Agenda Go Green School 2013 SMP Muh 2 Yogyakarta
AGENDA GO GREEN FAMILY DAN LUSTRUM KE-14
|
||
SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA
|
||
SABTU - SENIN, 30 MARET - 1 APRIL 2013 |
Sabtu, 30 Maret 2013
VIRUS KOMPUTER
10 Hal yang patut diketahui tentang virus komputer
Banyak hal yang kadang mengaburkan definisi virus komputer yang sebenarnya. Pemahaman yang benar sangat diperlukan terutama oleh kalangan awam. Tak jarang karena definisi yang terlalu dibesar-besarkan membuat orang sudah ngeri duluan untuk menghidupkan komputer. Agar tidak ada pemahaman yang salah dan Anda tetap bisa mengoperasikan komputer dengan nyaman, 10 pertanyaan di bawah mungkin bisa
ACARA PERIAHAN DARI MOECHILD
Hari ini adalah hari yang cerah, bagaimana semua orang pada seru-serunya untuk berlibur. Namun SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta telah melaksanakan pensi dan gogreen jalan-jalan. Acara ini dimeriahkan oleh anak-anak SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta mulai dari kelas 7-9.
Acara ini pun dikunjungi oleh pak walikota Yogyakarta dan banyak dorprize yang cukup untuk menghibur penonton yang ada.
Jumat, 29 Maret 2013
CARA BUAT PARFUME LAUNDRY
Parfum laundry atau sering disebut pewangi laundry
semakin mudah didapat terutama didaerah jogjakarta yang terkenal sebagai pusat
produsen parfum laundry di Indonesia, sebenarnya membuat parfum laundry amatlah
mudah, kali ini formulator dari OrchiD BranD akan membagikan formulanya kepada
pembaca.
Cara membuat parfum laundry adalah sangat sederhana
tapi harus tetap memperhatikan beberapa hal, misalnya jumlah kadar maksimal air
yang boleh dicampurkan kedalam parfum, karena jika melebihi ambang batas
toleransi maka pakaian laundry bukannya menjadi wangi malah akan berbau apek.
Mudah-mudahan dengan membagi formula parfum laundry
ini tidak akan membuat produsen maupun lembaga pelatihan chemical laundry di jogja
gusar karena Saya beberkan formula/resep cara membuat parfum laundry disini,
tapi mungkin malah justru jadi senang karena resep yang akan saya berikan ini
merupakan resep yang mungkin ingin mereka ketahui selama ini yang tidak pernah
diketahui dan dipublikasikan.
Ok… sekarang langsung saja kita mulai, Pertama siapkan
bahan baku untuk membuat parfum laundry (untuk 10 liter larutan) :
Bibit parfum 100 – 300 mL
Methanol Murni kadar 100% (minimal 99,85%) ±9500 mL
Aquades (Demineralized Water) 300 – 500 mL, bisa
diganti dengan air isi ulang / air RO / AQUA dll
Pewarna makanan secukupnya
Fixamax 50 – 250 mL (Jenis zat campuran yang hanya
bisa diperoleh dari OrchiD BranD yang membuat aroma parfum menjadi lebih kuat
dan tahan lama)
Yang kedua, campurkan Sebagian besar Methanol murni
dengan Air murni (Aquades), kemudian masukkan Fixamax, aduk hingga benar-benar
tercampur sempurna, masukkan bibit parfum, aduk lagi sampai rata, masukkan
methanol murni kedalam larutan sampai volumenya mencapai 10 liter, terakhir masukkan
pewarna makanan secukupnya, pewarna ini hanya berfungsi sebagai pembeda saja
antara jenis aroma yang satu dengan yang yang lain, Jadi tidak ada korelasinya
dengan kualitas pewangi laundry, untuk itu disarankan menggunakan sedikit saja
karena jika terlalu banyak justru bisa membuat pakaian menjadi bernoda (noda
warna).
Kenapa parfum laundry harus menggunakan air? padahal
banyak produsen laundry yang mengaku kalau parfum laundry yang mereka produksi
tidak menggunakan air bahkan mengklaim parfum laundry mereka tanpa air sama
sekali sehingga bebas dari bau apek.
Kalau pembaca mengerti dengan reaksi kimia pada
methanol tentu Anda akan membantah klaim produsen laundry yang mengatakan bahwa
parfum laundry yang mereka produksi tanpa kandungan air sama sekali, mari kita
perhatikan :
2 CH3OH + 3 O2 ? 2 CO2 + 4 H2O
dari reaksi kimia ini bisa dijelaskan bahwa methanol
(rumus kimia=CH3OH) yang terpapar dengan udara dan bereaksi dengan oksigen
(rumus kimia=O2) akan menghasilkan karbon dioksida (rumus kimia=CO2) dan air
(rumus kimia= H2O), maka dari itu kadar methanol tidak ada yang benar-benar
murni 100%.
Air berfungsi sebagai pelembab parfum dan memperlambat
penguapan parfum laundry sehingga pakaian lebih lama menyerap aroma parfum,
tapi pencampuran air yang berlebihan apalagi dengan menggunakan air biasa akan
membuat pakaian menjadi apek dan berjamur, dengan menggunakan air murni dan
ambang batas tertentu, maka parfum laundry yang diaplikasikan ke pakaian
laundry tidak akan menyebabkan jamur dan bau apek.
Jamur dan bau apek yang timbul pada pakaian laundry
sebenarnya tidak melulu disebabkan oleh adanya campuran air pada parfum
laundry, buruknya kualitas bibit parfum, pemilihan fixative yang keliru,
methanol dengan kualitas buruk juga memiliki kontribusi terhadap bau apek yang
ditimbulkan, untuk itu pilihlah bahan baku yang benar-benar baik.
Demikian resep cara membuat parfum pewangi laundry
yang murah, tahan lama dan tanpa bau apek.
http://peluangusahalaundry.com/
Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
I. PENDAHULUAN
Hutan
merupakan hamparan lahan yang memiliki nilai yang tinggi, baik sebagai peyangga
kebutuhan, perlindungan ekologi, jasa, beserta merupakan sebagai pemberdaya
mesyarakat. Pada saat kini, masyarakat sangat tergantung terhadap hutan, begitu pula sebaliknya hutan
dapat lestari dan rusak dengan adanya pengaruh masyarakat. Maka dari itu
diperlukan suatu pemberdayaan yang memperhatikan dua aspek tersebut.
Dari hal
diatas maka dibentuklah sebuah pengelolahan hutan yang berbasis masyarkat salah
satunya adalah hutan tanaman rakyat. Dimana hutan tanaman rakyat merupakan
suatu lahan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok untuk produksi
dengan luasan tertentu. Yang nantinya dapat dijadikan sebagai suatu program
pemberdayaan hutan masyarakat yang dapat memberikan peranan antara lain,
meningkatkan pendapatan petani, memanfaatkan secara maksimal dan lestari lahan-lahan
yang tidak produktif, menghasilkan kayu
bakar, menghasilkan kayu kayu bahan
bangunan dan bahan baku industry,
mempercepat usaha rehabilitasi lahan,menghasilkan buah-buahan,
umbi-umbian, bahan obat-obatan, sayuran dan pakan ternak.
Dengan adanya
suatu pengelolahan HTR maka dapat dijadikan suatu tonjakan awal pembangunan
hutan di Indonesia, dengan sangat pentingnya HTR ini, maka diperlukan sebuah
konsep tentang HTR agar hal ini dapat diantarkan dengan mudah kepada
masyarakat.
II. PEMBAHASAN
A. Hutan
Tanaman Rakyat
HTR merupakan
hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh perorangan atau kelompok
masyarakat dan koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi
dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya
hutan.
Pada tahap
pertama pembangunan hutan tanaman rakyat sebaiknya dipusatkan pada kawasan
hutan produksi yang sudah disediakan untuk pembangunan HTI namun dalam kondisi
terlantar atau tidak lagi dimanfaatkan. Untuk itu Departemen Kehutanan perlu
melakukan kajian dan penilaian ulang secara lebih rinci terhadap status serta
kondisi kawasan hutan produksi yang sudah ditetapkan atau dicadangkan untuk
pembangunan HTI. Dari sekitar 9 juta hektar kawasan hutan produksi yang sudah
disediakan untuk membangun HTI, sekitar 6 juta hektar belum ditanami atau tidak
berhasil penanamannya.
Oleh sebab
itu, dari luas 6 juta hektar tersebut sekitar 60 % atau sekitar 3,6 juta hektar
dapat disediakan bagi masyarakat di dalam dan sekitar hutan yang mempunyai
kemauan dan kemampuan untuk membangun hutan tanaman. Selebihnya, sekitar 2,4
juta hektar, dapat ditawarkan ulang kepada perusahaan (asing, nasional ataupun
lokal) yang benar-benar berminat dan mempunyai kemampuan membangun HTI. Hutan
tanaman rakyat tersebut dapat dikembangkan melalui pemberian hak pengusahaan
atau ijin pemanfaatan hutan tanaman kepada perorangan maupun kelompok, termasuk
koperasi masyarakat. Hutan tanaman rakyat juga sebaiknya dikembangkan dalam
bentuk atau sebagai bagian dari hutan desa atau hutan adat.
Hutan rakyat
sudah lama berkembang di Indonesia, namun di setiap daerah istilah yang
dipergunakan berbeda sesuai dengan bahasa daerahnya, misalnya kebun talun (Jawa
Tengah), kombong (Tana Toraja), tembawang (Kaliman Barat), limbo (Kalimantan
Timur). Perkembangan hutan rakyat menjadi lebih tertata sejak tahun 1952, yaitu
pada saat lahirnya Gerakan Karang Kitri, yang diperkenalkan oleh Dinas
Pertanian Rakyat. Gerakan tersebut adalah gerakan rakyat menanami tanah-tanah
kosong dengan pohon-pohonan untuk melindungi tanah dari bahaya erosi. Kemudian
sekitar tahun 1976 pemerintah melaksanakan program penanaman pohon pada lahan
milik yang dikenal sebagai Program Penghijauan.
Awalnya
Program Penghijauan memang lebih ditekankan pada upaya penyelamatan
(konservasi) hutan, tanah dan air, oleh sebab itu jenis tanaman yang dipilih
lebih banyak ditentukan oleh pemerintah dan kurang disesuaikan dengan keperluan
masyarakat, sehingga manfaat ekonomi program tersebut tidak banyak dirasakan
langsung oleh masyarakat. Manfaat ekonomi dan manfaat sosial hutan rakyat baru
mulai dirasakan saat ini setelah permintaan (demand) atas bahan baku kayu untuk
industri tidak lagi dapat dipenuhi oleh pasokan (supply) kayu dari luar Jawa.
Kayu yang
dihasilkan dari hutan rakyat, terutama di Jawa, sudah banyak dipergunakan untuk
memenuhi permintaan bahan baku industri pengolahan kayu maupun bahan bakar
berbagai industri rakyat di Jawa. Di beberapa Kabupaten produksi kayu hutan
rakyat bahkan sudah melampaui volume produksi kayu Perum Perhutani. Di Kabupaten
Ciamis misalnya, produksi kayu hutan rakyat mencapai 300 ribu m3 per tahun,
sementara produksi kayu Perum Perhutani di kabupaten tersebut hanya sekitar 30
ribu m3 per tahun. Luas hutan rakyat di seluruh Indonesia saat ini ditaksir
mencapai 1,5 juta hektar dengan potensi kayu sekitar 40 juta m3, yang sebagian
besar berada di Jawa dengan potensi kayu mencapai 23 juta m3.
Keberhasilan
pembangunan hutan rakyat di Jawa ternyata tidak terlepas dari peran pemerintah
melalui Program Penghijauan, di samping tentunya keswadayaan masyarakat. Oleh
sebab itu, Departemen Kehutanan bersama Dinas di Provinsi dan 4 Kabupaten yang
menangani urusan kehutanan harus terus mendorong tumbuhnya minat masyarakat
untuk menanam pohon, melalui berbagai gerakan, seperti GERHAN, Indonesia
Menanam maupun Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM).
Kawasan hutan
negara di Jawa saat ini sebagian besar dikelola oleh Perum Perhutani. Luas
hutan produksi yang dikelola Perhutani mencapai 1,8 juta hektar. Dalam hutan
produksi tersebut sekitar 300 ribu hektar berupa lahan yang belum ditanami atau
rusak akibat perambahan. Lahan hutan produksi yang gundul atau rusak tersebut
sebetulnya dapat dikembangkan oleh Perhutani menjadi hutan tanaman melalui
kerjasama dengan masyarakat di sekitarnya.
B. Kendala Pengembangan
Hutan Tanaman Oleh Rakyat
Berdasarkan
pengalaman dalam pembangunan HTI dan hutan rakyat, berbagai kajian menunjukkan
bahwa masalah utama yang dapat menghambat pembangunan dan pengembangan hutan
tanaman oleh rakyat adalah sebagai berikut:
Kawasan yang
ditetapkan menjadi areal hutan tanaman tidak menjamin kepastian usaha, ditinjau
dari sisi penguasaan lahan, jangka waktu pemanfaatan maupun pengalihan ijin
pemanfaatan,
Penetapan
lokasi yang keliru dan tapaknya tidak sesuai dengan jenis yang ditanam
menyebabkan tanaman berdaya hasil, biaya pembangunan tanaman menjadi mahal,
atau kayu hasil tanaman sulit dipasarkan,
Minat
masyarakat untuk mengembangkan hutan tanaman umumnya rendah karena tanaman
hutan memerlukan waktu cukup lama untuk siap dipanen,
Kemampuan
masyarakat untuk membangun dan mengelola hutan tanaman umumnya rendah, ditinjau
dari sisi mutu sumberdaya manusia, peralatan, maupun pembiayaan untuk
pembangunan tanaman,
Kelembagaan
masyarakat untuk melakukan usaha hutan tanaman masih lemah bahkan di banyak
desa belum tersedia,
Ketidakpastian
pasar dan harga jual dari kayu hasil tanaman masyarakat,
Serangan
hama-penyakit akibat pengembangan hutan tanaman sejenis dan kebakaran hutan
akibat pembukaan lahan menggunakan cara pembakaran.
Untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka diperlukan beberapa langkah kebijakan yang harus
disiapkan oleh DEPHUT sebagai berikut:
Penetapan
lokasi untuk pembangunan dan pengembangan hutan tanaman oleh rakyat secara
cermat dengan memperhatikan sebaran lokasi industri pengolahan kayu, pasar kayu
olahan, serta ketersediaan sarana-prasarana untuk menjangkau industri dan
pasar;
Penata batasan
dan pengukuhan terhadap areal yang ditetapkan untuk pembangunan dan
pengembangan hutan tanaman oleh rakyat tersebut;
Menyusun peta
kesesuaian jenis untuk area hutan tanaman tersebut, termasuk kesesuaian jenis
untuk mata dagang (komoditi) pertanian dan perkebunan;
Menyusun
pedoman atau tata cara pembangunan hutan tanaman oleh rakyat;
Pemasyarakatan
atau sosialisasi tentang manfaat (benefits), rencana dan tata cara pembangunan
hutan tanaman oleh rakyat;
Menyediakan
berbagai bentuk pelatihan (training) atau lokakarya (workshop) untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pembangunan (termasuk teknik pembukaan
lahan yang ramah lingkungan) dan pengelolaan hutan tanaman (termasuk
pengendalian hama-penyakit), serta pemasaran hasil dari hutan tanaman;
Meningkatkan
kemampuan kelembagaan masyarakat melalui pendampingan;
Menyediakan
kemudahan bagi masyarakat dalam menjangkau sumber-sumber pembiayaan untuk
pembangunan dan pengelolaan hutan tanaman, termasuk membentuk lembaga keuangan
yang membantu penyediaan pinjaman sebagai modal pembangunan hutan tanaman;
Menyediakan
kemudahan bagi masyarakat untuk membangun kemitraan dengan industri dan pasar
kayu olahan.
Belajar dari
pengalaman pembangunan HTI, ternyata HTI yang berhasil adalah HTI yang dibangun
secara swadana oleh perusahaan dan siap dengan industri yang akan menampung
hasilnya. Sementara itu telah diuraikan terdahulu bahwa sebagian 6 kendala yang
akan menghambat atau menggagalkan pengembangan hutan tanaman oleh rakyat adalah
ketersediaan modal untuk membangun hutan tanaman dan kemungkinan sulitnya
pemasaran hasil tanaman. Untuk itu masyarakat yang membangun hutan tanaman
harus membentuk kelompok untuk bermitra dengan industri pengolahan atau
pemasaran kayu, kecuali apabila kelompok masyarakat tersebut sudah mampu
memiliki industri dan membangun jaringan pasar secara mandiri.
C. Peran Badan
Litbang Kehutanan
Hutan tanaman
oleh rakyat, dalam bentuk hutan tanaman rakyat maupun hutan rakyat, harus
dibina oleh DEPHUT secara intensif agar secara bertahap meningkat daya hasil
dan mutu tegakannya, serta dapat berkembang menjadi menjadi unit usaha
masyarakat yang mampu mengelola hutan produksi secara berkelanjutan. Bahkan
perlu diarahkan agar secara bertahap usaha masyarakat tersebut berkembang
menjadi usaha industri kehutanan, yang menangani mulai dari pembangunan tanaman
hingga pemasaran hasilnya.
Badan Litbang
Kehutanan dapat berperan sebagai pendamping kelompok dan unit usaha masyarakat,
atau menyiapkan tenaga pendamping masyarakat (baik dari lembaga swadaya masyarakat
atau penyuluh kehutanan) dengan memberikan bimbingan teknis dan alih teknologi
di berbagai bidang, antara lain: pembibitan, pembukaan dan pengolahan lahan,
silvikultur hutan tanaman (termasuk pengendalian hama-penyakit dan penerapan
teknik wanatani), pengendalian kebakaran hutan, penghitungan volume pohon,
volume hasil dan riap tegakan, pemanenan yang mudah, murah dan ramah
lingkungan, pengolahan kayu secara sederhana, pengelolaan unit usaha, dan
pengembangan hasil hutan bukan kayu. Tentunya para peneliti Badan Litbang
Kehutanan harus menyiapkan diri dan meluangkan waktu untuk juga mau dan mampu
turun langsung ke desa.
D. Pembangunan
Hutan Tanaman Rakyat (HTR)
Pola HTR
terdiri dari:
HTR Pola
Mandiri adalah HTR yang dibangun oleh Kepala Keluarga pemegang IUPHHK-HTR.
HTR Pola
Kemitraan adalah HTR yang dibangun oleh Kepala Keluarga pemegang IUPHHK-HTR
bersama dengan mitranya berdasarkan kesepakatan bersama dengan difasilitasi
oleh pemerintah agar terselenggara kemitraan yang menguntungkan kedua pihak.
HTR Pola
Developer adalah HTR yang dibangun oleh BUMN atau BUMS dan selanjutnya
diserahkan oleh Pemerintah kepada Kepala Keluarga pemohon IUPHHK-HTR dan biaya
pembangunannya menjadi tanggung jawab pemegang ijin dan dikembalikan secara
mengangsur sejak Surat Keputusan IUPHHKHTR diterbitkan.
E. Dasar Hukum
Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.5/Menhut- II/2008 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.23/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Rakyat Dalam Hutan Tanaman;
Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.9/Menhut- II/2008 Tentang Persyaratan Kelompok Tani
Hutan Untuk Mendapatkan Pinjaman Dana Bergulir Pembangunan Hutan Tanaman
Rakyat;
Peraturan
Menteri Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan P.05/VI-BPHT/2008
tentang Perubahan Peraturan Menteri Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Produksi
Kehutanan P.06/VI-BPHT/2007 tentang Petunjuk Teknis Pembangunan Hutan Tanaman
Rakyat (HTR);
Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.62/Menhut-II/2008 tentang Rencana Kerja Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat.
Sumber: BPPHP Wil. IV Jambi
F. Mekanisme Penetapan
Pencadangan Lokasi HTR
Alokasi dan
Penetapan Areal Pembangunan HTR dilakukan oleh Menteri Kehutanan dengan
Kriteria : Kawasan HP yang tidak produktif, tidak dibebani izin/hak dan
diutamakan dekat dengan Indunstri Hasil Hutan.
Untuk
pembangunan HTR, Kepala Baplan atas nama Menteri Kehutanan menyampaikan peta
arahan indikatif lokasi HTR per provinsi kepada Bupati dengan tembusan kepada :
Dirjen BPK, Sekjen, Gubernur, Kepala DinasKehutanan Provinsi, Kepala Dinas
Kehutanan Kabupaten/Kota dan Kepala Balai BPKH.
Dirjen BPK
melakukan sosisalisasi program Pembangunan HTR dan peta arahan indikatif lokasi
HTR kepada Gubernur dan Bupati/Walikota.
Sekjen DepHut
melaksanakan sosialisasi tentang Pembiayaan Pembangunan HTR melalui BLU cq.
Pusat Pembiayaan Pembangunan Kehutanan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota.
Kepala BPKH
memberikan asistensi teknis kepada Dinas Kehutanan provinsi/kabupaten/kota
berdasarkan petunjuk teknis dari Kepala Baplan.
Kepala Dinas
Kehutanan kabupaten/kota menyampaikan pertimbangan teknis kawasan areal tumpang
tindih perizinan, rehabilitasi dan reboisasi, program pembangunan daerah kepada
Bupati/Walikota dilampiri dengan peta lokasi HTR Skala 1: 50.000
Bupati/Walikota
menyampaikan usulan rencana pembangunan HTR kepada Menteri Kehutanan dilampiri
peta usulan lokasi HTR Skala 1: 50.000 yang ditembuskan kepada Dirjen BPK dan
Kepala Baplan.
Kepala Baplan
melakukan verifikasi peta usulan lokasi HTR lalu menyiapkan lokasi pencadangan
areal HTR dan hasilnya disampaikan kepada Dirjen BPK.
Dirjen BPK
melakukan verifikasi administrasi dan teknis lalu menyiapkan konsep keputusan
Menteri Kehutanan tentang penetapan lokasi pencadangan areal HTR dan dilampiri
peta pencadangan areal HTR serta mengusulkannya kepada Menteri Kehutanan.
Menteri
Kehutanan menerbitkan pencadangan areal untuk pembangunan HTR dan disampaikan
kepada Bupati/Walikota dengan tembusan Gubernur
Bupati/Walikota
menyampaikan sosialisasi ke desa/masyarakat, bisa melalui LSM pusat, provinsi
atau kabupaten/kota.
G. Mekanisme
Penetapan Perizinan Pembangunan HTR
a. Perorangan
atau Kelompok Tani
Pemohon
(perorangan atau kelompok tani) mengajukan permohonan IUPHHKHTR kepada
Bupati/Walikota melalui Kepala Desa, pada areal yang telah dialokasikan dan
ditetapkan oleh Menteri Kehutanan
Persyaratan
permohonan yang diajukan oleh Pemohon yakni Foto copy KTP, Surat Keterangan
dari Kepala Desa bahwa benar pemohon berdomisili di desa tersebut dan Sketsa
areal yang dimohon dilampiri dengan susunan anggota Kelompok.
Kepala Desa
melakukan verifikasi keabsahan persyaratan permohonan oleh perorangan atau
Kelompok Tani dan membuat rekomendasi kepada Bupati/Walikota dengan tembusan
kepada Camat dan Kepala BP2HP
Kepala BP2HP
melakukan verifikasi persyaratan administrasi dan sketsa/peta areal yang
dimohon hasilnya disampaikan kepada Bupati sebagai pertimbangan teknis.
Kepala BPKH
atau pihak lain yang mewakili melakukan pengukuran, verifikasi lahan dan
perpetaan dan hasilnya disampaikan kepada Bupati sebagai pertimbangan teknis.
Bupati/
Walikota menerbitkan Keputusan IUPHHK-HTR kepada perorangan atau Kelompok atas
nama Menteri Kehutanan yang dilampiri peta areal kerja skala 1: 50.000 dengan
tembusan Menteri Kehutanan, Dirjen BPK, Kepala Baplan dan Gubernur.
Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang menangani bidang kehutanan melaporkan kepada Menteri
kehutanan, rekapitulasi penerbitan Keputusan IUPHHK-HTR secara periodik tiap 3
(tiga) bulan.
b. Koperasi
Pemohon
mengajukan permohonan IUPHHK-HTR kepada Bupati/Walikota pada areal yang telah dialokasikan
dan ditetapkan oleh Menteri Kehutanan
Persyaratan
permohonan yang diajukan oleh Pemohon yakni Foto copy Akte Pendirian koperasi,
Surat Keterangan dari Kepala Desa bahwa benar Koperasi dibentuk di desa
tersebut dan Peta areal yang dimohon dilampiri dengan Skala 1:5000 atau
1:10.000 serta dilampiri dengan susunan anggota Koperasi.
Kepala Desa
melakukan verifikasi keabsahan persyaratan permohonan oleh koperasi dan membuat
rekomendasi kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Camat dan Kepala BP2HP
Kepala BP2HP
melakukan verifikasi persyaratan administrasi dan sketsa/peta areal yang
dimohon hasilnya disampaikan kepada Bupati/Walikota sebagai pertimbangan
teknis.
Kepala BPKH
atau pihak lain yang mewakili melakukan pengukuran, verifikasi lahan dan perpetaan
dan hasilnya disampaikan kepada Bupati/Walikota sebagai pertimbangan teknis.
Bupati/
Walikota menerbitkan Keputusan IUPHHK-HTR kepada koperasi atas nama Menteri
Kehutanan yang dilampiri peta areal kerja skala 1: 50.000 dengan tembusan
Menteri Kehutanan, Dirjen BPK, Kepala Baplan dan Gubernur.
Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang menangani bidang kehutanan melaporkan kepada Menteri
kehutanan, rekapitulasi penerbitan Keputusan IUPHHK-HTR secara periodik tiap 3
(tiga) bulan.
Sumber : http://amrullha.wordpress.com/
Minyak Kayu Putih
KAYU PUTIH
Kayu putih
(Melaleuca leucadendron L.) merupakan tanaman yang tidak asing bagi masyarakat
di Indonesia karena dapat menghasilkan minyak kayu putih (cajuput oil) yang
berkhasiat sebagai obat, insektisida dan wangi-wangian. Selain itu, pohon kayu
putih dapat digunakan untuk konservasi lahan kritis dan kayunya dapat digunakan
untuk berbagai keperluan
(bukan sebagai bahan
bangunan). Dengan demikian, kayu putih memiliki nilai ekonomi cukup
tinggi (Sunanto, 2003).
Tanaman kayu
putih berasal dari Australia dan saat ini sudah tersebar di Asia Tenggara,
terutama Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah
dan di pegunungan.
Dalam sistematika tumbuhan
kayu putih
(Melaleuca
leucadendron L.) diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Archichlamideae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Melaleuca
Spesies : Melaleuca leucadendron
Daun kayu
putih
Daun merupakan
bagian tumbuhan yang terpenting, karena dari daun inilah akan dihasilkan minyak
kayu putih. Tanaman kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena tubuh
tanaman secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu
akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Daun kayu putih terdiri atas
dua bagian, yaitu tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
a. Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun
merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, yang berfungsi untuk
menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat, sehingga dapat memperoleh
cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Tangkai
daun berbentuk bulat kecil, sedangkan panjang tangkainya bervariasi.
b. Helaian daun (lamina)
Helaian daun
kayu putih bercirikan berwarna hijau
muda untuk daun muda dan hijau tua
untuk daun tua
karena mengandung zat
warna hijau atau khlorofil. Selain itu daun kayu putih
memiliki tulang daun dalam jumlah yang bervariasi antara 3 – 5 buah, tepi daun
rata dan permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun kayu
putih berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm dan panjangnya antara 5,40 – 10,15 cm.
Daun-daun tumbuh pada cabang- cabang tanaman secara selang-seling, pada satu
tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun (sehingga disebut sebagai
jenis daun majemuk). Daun kayu putih mengandung cairan yang disebut cineol (sineol) (dimana apabila daun diremas,
cairan ini akan keluar dan mengeluarkan aroma yang khas). Selain itu daun kayu
putih juga mengandung komponen lain, seperti: terpineol, benzaldehyde,
dipentene, limonene dan pinene.
Minyak kayu
putih
Minyak kayu
putih didapatkan dari hasil penyulingan daun kayu putih. Kandungan utama
minyak kayu putih
adalah sineol (cineole).
Semakin besar kadar sineolnya,
kualitas minyak kayu putih semakin tinggi. Selain itu daun kayu putih juga
mengandung komponen lain, seperti: terpineol benzaldehyde,
dipentene, limonene dan pinene
Proses ekstraksi
minyak kayu putih
dari daun tanaman
ini dilakukan dengan cara atau
proses yang sederhana yaitu berupa penguapan minyak dari daun dan kemudian
dikondensasikan.
Selanjutnya dilakukan pemisahan
antara komponen minyak dengan
air, yang diperoleh
dari semua bahan
cair yang diperoleh dalam
proses kondensasi.
Proses
Produksi
Pengolahan
daun kayu putih dimaksudkan untuk mengekstrak minyak kayu putih yang ada pada
daun tanaman ini. Proses produksi dalam pembuatan minyak kayu putih diawali
dengan pemetikan daun kayu putih. Dalam proses pemetikan ada 2 macam cara,
yaitu:
1. Pemetikan sistem rimbas, yaitu tegakan pohon
kayu putih yang berumur 5 tahun ke atas,dengan ketinggian 5 meter, daunnya
dipangkas. Satu tahun berikutnya, setelah tanaman kayu putih sudah mempunyai
daun yang lebat, kemudian bisa dilakukan perimbasan lagi.
2. Pemetikan sistem urut, yaitu dengan cara
dipotong dengan menggunakan alat
(arit) khusus untuk
daun-daun yang sudah
cukup umur. Cara
ini menjadi kurang praktis, karena pemetik harus memilih daun satu per
satu.
Pemetikan
dilakukan pada awal musim kemarau, pada saat sudah tidak banyak turun hujan
sehingga tidak mengganggu pekerjaan pemetikan daun. Di samping itu, jika
pemetikan dilakukan pada awal musim kemarau, pada akhir musim hujan
(awal musim kemarau)
tiap tanaman telah
menumbuhkan daun dalam jumlah
yang cukup banyak. Dengan demikian, pemetikan atau pengambilan daun-daun kayu
putih dapat dilakukan sekali dalam satu tahun, jika pertumbuhan tanaman subur.
Setelah pemetikan daun,
daun kayu putih
yang siap untuk
disuling disimpan terlebih dahulu.
Penyimpanan
dilakukan dengan menebarkan daun di lantai yang kering dan memiliki ketinggian
sekitar 20cm, dengan kondisi suhu kamar
dan sirkulasi udara
terbatas. Dalam penyimpanan
ini, daun-daun tidak boleh disimpan dalam karung karena akan
mengakibatkan minyak yang dihasilkan berbau apeg dan kadar sineol dalam minyak
rendah. Penyimpanan daun dilakukan maksimal selama satu minggu. Kerusakan
minyak kayu putih akibat penyimpanan terutama terjadi karena proses hidrolisis
dan pendamaran komponen-komponen yang
terdapat dalam daun.
Pengaruh hidrolisis ini
dapat dicegah dengan menyimpan daun di tempat yang kering
dengan sirkulasi udara sekecil mungkin. Sedangkan pengaruh
pendamaran dapat diminimalkan
dengan mempersingkat waktu
penyimpanan dan menurunkan suhu penyimpanan.
Dalam proses
selanjutnya, daun kayu
putih masuk dalam
proses pembuatan minyak kayu putih. Proses penyulingan minyak kayu putih
ini terbagi dalam 3 tahap, yaitu:
1. Pembuatan Uap
Alat-alat yang
digunakan pada pembuatan uap sebagai pensuplai uap panas antara lain:
a) Boiler berfungsi untuk memproduksi uap yang
akan digunakan untuk mendestilasi minyak kayu putih dari daun kayu putih pada
bak daun yang dihasilkan air yang berasal dari water softener yang dimasukkan
ke dalam boiler dengan pompa. Pada boiler dilengkapi dengan panel automatic, yang berfungsi sebagai
pengontrol boiler agar aman dan
berfungsi dengan baik.
Panel automatic juga berfungsi
mengontrol boiler untuk berhubungan dengan kipas penghisap asap keluar,
pompa pengisi air boiler dan pompa water softener.
b) Ruang Bakar Berfungsi sebagai
tempat pembakaran bahan
bakar dari daun
bekas masak kayu putih (bricket) dan sebagai tempat pemanasan air awal
yang dihubungkan dengan boiler. Konstruksi dinding api dari pipa-pipa uap yang
melengkung dan menjadi
satu di atas
dengan pipa uap diameter 10” dan digabungkan dengan uap
yang terbentuk di boiler. Lantai ruang
bakar terbuat dari semen tahan api dan berlubang-lubang untuk pemasukan udara
segar dari luar yang dihisap oleh exhaust fan.
c) Exhaust Fan Berfungsi menghisap udara panas
yang telah dipakai untuk memanasi ruang bakar dari ketel uap dan memasukkan
udara segar ke dalam ruang bakar untuk kemudian dihembuskan ke cycloon.
d) Cycloon Berfungsi memisahkan debu yang
terhisap dari boiler oleh exhaust fan agar tidak keluar ke udara bebas.
e) Chimney Berfungsi mengalirkan asap
pembakaran ke udara. Sedangkan untuk pengumpan air digunakan alat-alat sebagai
berikut.
a) Pompa feeding water Berfungsi memompa air
untuk masuk ke dalam boiler secara otomatis dari tangki
air umpan yang
telah dilunakkan dalam
tangki water softener.
b) Water softener Berfungsi melunakkan
air yang masuk
ke dalam boiler dari
kadar kapur, agar tidak mudah membentuk lapisan kapur yang menempel di
bagian dalam boiler.
c) Feed pump
water softener Berfungsi memompa air yang akan dilakukan ke dalam water
softener dari bak air.
d) Feed tank Berfungsi menyimpan air yang sudah
dilewatkan water softener dan sudah
lunak untuk dipompa masuk ke dalam boiler.
2. Penguapan Daun
Alat-alat yang
digunakan pada penguapan atau pemasakan daun adalah sebagai berikut:
a) Bak Daun
Berfungsi
sebagai wadah untuk keranjang yang berisi daun kayu putih yang akan diberi uap
panas dari ketel uap. Kapasitas bak adalah 1.500 kg. Jumlah bak daun di pabrik
ini ada 2 unit.
b) Keranjang Daun
Berfungsi
untuk tempat daun kayu putih yang akan dimasak / diuapi dalam bak daun,
sehingga mudah untuk dimasukkan dan dikeluarkan. Kapasitas keranjang adalah
1.250 kg daun kayu putih. Jumlahnya 2
unit.
c) Hoist Crane
Berfungsi
untuk memasukkan dan mengangkat keranjang daun dari bak daun yang akan dan
telah selesai dimasak. Kapasitas daya angkat 1 ton, sedang jumlahnya 1 buah.
3. Pendinginan dan Pemisahan Minyak dengan Air
Alat-alat yang
digunakan pada proses
pendinginan uap minyak daun kayu putih, antara lain adalah:
a. Condensor
Berfungsi
mengembunkan uap minyak air dan uap air yang keluar dari ketel uap untuk
dijadikan cairan dengan cara didinginkan.
b. Pompa air condensor
Berfungsi memompa
air pendingin dari
bak air pendingin
untuk dipompa masuk ke dalam
condensor dan keluar lagi menuji
cooling tower.
c. Cooling tower
Berfungsi
mendinginkan air dari bak air yang akan dialirkan melalui condensor, dari suhu
1040F (400C) menjadi 920F (330C). Sedangkan untuk memisahkan air dengan minyak
kayu putih, alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Separator
Berfungsi memisahkan
minyak kayu putih
dari air yang
keluar bersamaan dari kondensor dengan
menggunakan sistem gravitasi. Air akan
keluar dari bagian
bawah dan langsung
dibuang ke sungai, sedangkan minyak
kayu putih akan
keluar bagian atas.
Proses pemisahan ini dikontrol melalui kaca pengamat.
b) Tangki penampung minyak kayu putih
Berfungsi
menampung minyak kayu putih dari separator. Kapasitas 200 liter.
Strategi
Pemasaran
Ada 2
kemungkinan segmen pasar yang dijadikan target pasar, yaitu:
Pasar ekspor,
sebagai bahan baku
industri dengan pengolahan
khusus sebagai bahan setengah jadi, dan
Pasar lokal,
dengan produk akhir, dimana
perusahaan harus melakukan
proses penciptaan nilai
tambah terlebih dahulu.
Kedua pasar
ini dapat dijadikan
pilihan atau merupakan
tahapan. Jika hanya merupakan
pilihan saja, maka
untuk kondisi saat
ini sebaiknya memilih menjual
ke pasar ekspor,
untuk meningkatkan pendapatan, dengan kondisi khusus yaitu
barang setengah jadi. Pilihan ini memberikan manfaat bagi
perusahaan, karena pasar
ekspor mempunyai harga
yang lebih baik daripada
pasar lokal, selain
itu penciptaan produk
dengan spesifikasi khusus dari pembeli akan memberikan nilai tambah.
Apabila kedua
pasar tersebut merupakan tahapan pemasaran untuk menuju penciptaan produk
akhir, maka dalam jangka pendek pemasaran diorientasikan pada pasar ekspor
untuk barang setengah jadi dan setelah mempunyai kesiapan, baru memasuki pasar
produk akhir dengan penciptaan nilai tambah yang dilakukan sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)